Riccardo Spagni, seorang pemimpin di komunitas kripto, Selasa (01/01), memastikan bahwa Monero (XMR) memang diterima di toko cinderamata Fortnite, game laris yang dimainkan lebih dari 125 juta pemain di seluruh dunia. Langkah itu disambut baik oleh komunitas gamer dan kripto, termasuk bukan penggemar XMR sekalipun, karena ini merupakan peristiwa penting kripto bisa diadopsi secara massal.
“Sekarang kamu bisa membeli kaos Fortnite yang manis itu tanpa dinilai teman-teman, keluarga atau rekan kerja kamu.” Cuit Spagni di Twitter, menyiratkan fitur privasi yang dimiliki XMR.
Pembayaran menggunakan XMR, kata Spagni, difasilitasi oleh Globee, perusahaan pemroses pembayaran kripto yang saat ini menerima Bitcoin (BTC), Litecoin (LTC), Dogecoin (DOGE), Decred (DCR), Ethereum (ETH), XRP dan Monero (XMR). Kendati menerima semua kripto tersebut, khusus Fortnite, Globee membatasi transaksi menggunakan XMR saja.
Kendati demikian, ada beberapa pihak yang ragu terhadap integrasi Globee dan Fortnite. Seorang pengguna Reddit berpendapat, tidak akan ada yang menggunakan XMR untuk melakukan pembelian. Terlepas dari pendapat yang beragam, logo Monero yang tampil di pilihan pembayaran situs Fortnite menjadi pemicu sentimen yang bullish. Ketika berita ini disusun, berdasarkan data dari Coinmarketcap.com, harga XMR naik 5 persen dalam 24 jam terakhir di US$48,22.
Mat Odell, seorang pendukung Bitcoin yang terkenal, dan Samantha Chang, jurnalis CCN, bertanya mengapa Globee sebagai pemroses pembayaran tidak menerima Bitcoin. Spagni menanggapi hal tersebut dengan menjelaskan bahwa Globee sedang menjajaki penerimaan transaksi memakai Lightning Network (LN), tetapi masih mempertimbangkan permasalahan privasi yang sangat penting.
Kendati masih banyak pihak yang merasa video game kurang bermanfaat bagi masyarakat umum, pegiat kripto mengklaim bahwa hiburan dalam bentuk game ini menjadi kunci bagi penggunaan teknologi kripto di seluruh dunia. Lebih spesifiknya, para pakar di industri yang masih muda ini menyoroti fungsi non-fungible token (NFT), yang bisa berlaku sebagai komoditas yang unik, aman dan dapat diperdagangkan di dalam sebuah video game.
Mengingat benda-benda virtual dalam game adalah “komoditas bernilai”, seperti skin di League of Legends, NFT berbasis blockchain bisa meroket menjadi cara utama untuk bertukar atau melakukan transaksi di dalamnya.
BlockchainMedia sebelumnya melaporkan, Aria Rajasa, Product Head dari Playgame, mengatakan, para pemain game sudah terbiasa dengan pembelian barang virtual, sehingga konsep membeli barang virtual dengan kripto tidak akan aneh bagi mereka.
Selain token kripto, dengan meningkatnya jumlah transaksi mikro dan token original dalam game, seperti V-Bucks besutan Fortnite, token yang dibuat perusahaan ini pun bisa laris manis. Bahkan CCN melaporkan bahwa kripto dan “uang” Fortnite menempati peringkat atas sebagai hadiah Natal yang paling diinginkan. Dengan semakin lazimnya pemakaian kripto untuk pembelian barang virtual atau merchandise game, Bitcoin sebagai gerbang untuk membeli kripto lainnya akan semakin diminati pula.
Dimaz Ankaa Wijaya, peneliti pada Blockchain Research Joint Lab Universitas Monash, Australia, Minggu (30/12) lalu mengatakan jenis privacy coin seperti Monero, ZCash dan ZCoin mungkin akan mendapatkan tekanan lebih kuat dari regulator dan penegak hukum di banyak negara, tetapi tetap memiliki pasar masing-masing. Maksudnya privacy coin tetap memiliki pasar masing-masing, karena memang sejumlah exchange yang centralized ataupun decentralized) masih me-listing-nya.
“Privacy coin memang memiliki pasar dan penggemarnya sendiri. Meskipun itu bisa jadi masalah besar di antara para agen penegak hukum,” kata Dimaz. [CCN.com/ed]