Masa Depan Kripto Metaverse

Apakah Anda pernah menonton film Ready Player One? Film yang bercerita soal kehidupan di dunia virtual ini memang hanya bagian dari fiksi. Namun, apa jadinya jika hal tersebut benar-benar bisa dibuat dalam dunia nyata? Mungkin Anda akan menemukan sebagian besar orang berjalan menggunakan perangkat VR (Virtual Reality).

Faktanya, kehidupan dunia virtual, di mana setiap orang bisa saling terhubung dan berinteraksi, sedang direalisasikan. Dunia virtual tersebut dinamakan Metaverse. Apa itu Metaverse dan bagaimana masa depannya? Simak artikel berikut ini.

Apa Itu Metaverse?

Metaverse adalah sebuah ruang virtual tiga dimensi di mana setiap orang bisa saling terhubung secara virtual dalam segala aspek kehidupan. Sama seperti internet yang berisi berbagai situs web, Metaverse juga akan menghubungkan beberapa platform.

Kegiatan di dalam Metaverse akan seperti di dunia nyata, hanya saja terjadi secara virtual dan online. Metaverse bergerak dengan augmented reality atau realitas berimbuh, di mana pengguna akan mengontrol karakter atau avatarnya masing-masing. Dengan menggunakan VR, Anda bisa mengontrol avatar Anda untuk menghadiri sebuah pertemuan di kantor virtual, bermain game berbasis Blockchain, hingga mengelola aset kripto dan keuangan.

Seperti Apa Contoh Metaverse?

Meski belum ada Metaverse yang sepenuhnya menghubungkan setiap orang layaknya dunia asli, beberapa proyek kripto sebetulnya sudah menyerupai Metaverse. Sebagian besar dari proyek tersebut berupa video game.

Saat ini, video game menawarkan pengalaman yang paling mirip Metaverse. Pemain bisa memanfaatkan fitur atau layanan yang mirip dengan kehidupan kita. Beberapa game mampu mengadakan acara virtual, seperti konser atau pertemuan. Konsep seperti inilah yang diusung Metaverse di masa depan.

Salah satu permainan yang mendekati konsep Metaverse adalah Axie Infinity (AXS). Axie Infinity adalah permainan play-to-earn yang memberikan kesempatan untuk banyak orang mendapatkan pemasukan. Permainan berbasis kripto ini memang tidak menggunakan satu karakter atau avatar tiga dimensi, tetapi memberikan kesempatan kepada para pemain untuk melakukan pekerjaan yang mirip dengan Metaverse.

Selain Axie Infinity, ada pula Decentraland, sebuah dunia digital yang memadukan elemen sosial dengan NFT, mata uang kripto, dan real estate virtual. Setiap pemain bisa mengelola platform ini dan membeli sebidang tanah di mana setiap lahan adalah NFT yang dinamakan LAND. Pemain bisa membelinya menggunakan mata uang kripto MANA.

Permainan lainnya dengan konsep Metaverse adalah SecondLive. Dalam permainan ini, pemain memiliki avatar yang bisa dikendalikan untuk melakukan berbagai kegiatan di lingkungan virtual tiga dimensi. Setiap pemain bisa bersosialisasi, belajar, bahkan berbisnis.

Proyek kripto ini juga mempunyai sebuah marketplace NFT untuk bertukar barang. Tidak hanya sampai di situ, SecondLive bahkan mengadakan Festival Panen Binance Smart Chain dan pameran virtual yang bisa dikunjungi para pemain.

Bagaimana Masa Depan Kripto Metaverse? 

Meski saat ini sebagian besar Metaverse bergerak di bidang video game, bukan berarti Metaverse tidak bisa dikembangkan lebih jauh dalam dunia nyata.

Saat ini, berbagai perusahaan besar dunia bahkan mulai melibatkan diri dalam proyek Metaverse. Sebut saja Facebook, platform media sosial terbesar di dunia. Beberapa waktu lalu, Facebook mengubah nama perusahaannya menjadi Meta sebagai langkah awal proyek Metaverse-nya.

Mark Zuckerberg mengumumkan rencananya terhadap masa depan Facebook, di mana platform media sosial ini tidak hanya menghubungkan orang dari aplikasi sosial, tetapi juga dari dunia virtual.

Facebook sudah bereksperimen dengan aplikasi pertemuan berbasis VR yang bernama Workplace dan ruang sosial bernama Horizons. Kedua aplikasi ini menggunakan sistem virtual avatar.

Selain Facebook, Alibaba, perusahaan Cina yang bergerak di bidang perdagangan, juga mulai menyasar pasar Metaverse. Alibaba mendaftarkan merek dagang sejumlah aplikasi terkait Metaverse, yakni Ali Metaverse, DingDing Metaverse, dan Taobao Metaverse.

Di sisi lain, CEO Google, Sundar Pichai, tidak sependapat dengan Mark Zuckerberg dan Alibaba. Menurutnya, masa depan berada di tangan artificial intelligence, bukan virtual. Google sudah mencoba beberapa pendekatan produk virtual dan augmented reality, tetapi keberhasilannya masih terbatas.

Namun, pesatnya perkembangan teknologi serta dorongan digitalisasi yang semakin kuat bisa menjadi kunci utama dalam pembentukan dunia virtual. Tidak akan mengherankan jika dalam beberapa tahun lagi, kita bisa berbelanja menggunakan mata uang kripto di dunia virtual tiga dimensi. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait