Mata Uang Yuan Akan Kian Popular Jika Arab Saudi Gabung BRICS

Seorang Profesor mengatakan bahwa, jika Arab Saudi gabung BRICS, maka adopsi yuan Tiongkok akan kian popular.

Memang, sudah ada 19 negara yang berminat atau sudah mendaftar untuk bergabung dalam aliansi BRICS, dan pengamat melihat Arab Saudi ada di dalam daftar tersebut.

Jika Arab Saudi Gabung BRICS dan Dampaknya pada Mata Uang Yuan 

Berdasarkan laporan Bitcoin News, Profesor di Universitas Uppsala Swedia Ashok Swain berpendapat bahwa jika Arab Saudi bergabung dengan BRICS, itu dapat meningkatkan adopsi mata uang yuan di perdagangan global.

Ketua UNESCO untuk Kerjasama Air Internasional juga membahas soal Arab Saudi yang telah bergabung dengan  Shanghai Cooperation Organization (SCO), di mana sejak Maret negara ini telah menjadi mitra dialog organisasi.

“Tidak ada keraguan bahwa Arab Saudi menjadi anggota SCO dan BRICS yang didominasi Tiongkok akan mempercepat perdagangan bilateral yang dilakukan dengan menggunakan yuan sebagai mata uang perdagangan,” ujarnya.

Sekadar informasi, SCO didirikan pada tahun 2001 dan ditujukan sebagai aliansi politik, ekonomi dan pertahanan, serta telah menjadi organisasi regional terbesar di dunia.

Saat ini, Arab Saudi memang belum menjadi anggota dari aliansi BRICS, tetapi itu hanya tinggal masalah waktu karena negara penghasil minyak ini telah menyatakan minatnya untuk bergabung.

Bulan April kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud telah bertemu dan membahas soal potensi kolaborasi antara Arab Saudi dan BRICS.

Selain itu, negara Petro Dollar tersebut juga telah secara aktif bernegosiasi dengan Tiongkok untuk melabeli harga sebagian minyaknya ke negeri Panda dalam yuan.

Kontrak minyak dengan harga yuan sebenarnya telah dibahas selama lebih dari enam tahun, dan di tahun 2023 itu semakin dibahas secara intensif.

“Perdagangan minyak dalam yuan akan menjadi langkah besar bagi Tiongkok dan kemunduran signifikan terhadap posisi dolar AS,” ujar Profesor Swain.

Selain itu, saat ini sudah ada beberapa negara yang mulai menggunakan alternatif dari dolar AS, untuk menyelesaikan, baik itu menyeluruh atau sebagian, perdagangan internasional mereka, seperti Rusia, Iran, Brasil dan Arab Saudi. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait