Reku menerangkan, dunia kripto menantikan keputusan Microsoft apakah akan membeli Bitcoin sebagai bagian dari neraca keuangannya seperti langkah MicroStrategy.
Hal itu Reku sampaikan terkait pada 10 Desember 2024 nanti, Microsoft akan memutuskan apakah akan berinvestasi Bitcoin.
Sebelumnya Pendiri MicroStrategy, Michael Saylor sudah menjabarkan kepada Dewan Direksi Microsoft tentang cara yang benar untuk berinvestasi Bitcoin sehingga, salah satunya dapat memacu kinerja saham perusahaan.
“Keputusan Microsoft untuk menyetujui atau menolak inisiatif untuk mengalokasikan aset di Bitcoin pada 10 Desember 2024 ini akan menjadi momentum krusial terkait adopsi Bitcoin oleh investor institusi. Jika perusahaan sebesar Microsoft yang dikenal dengan expertise-nya di bidang teknologi memutuskan untuk mengalokasikan aset di Bitcoin, maka potensi efek domino yang bisa terjadi bisa sangat signifikan khususnya untuk mendorong semakin meluasnya tren adopsi Bitcoin oleh institusi bisnis,” ujar Fahmi Almuttaqin, analis Reku dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/12/2024).
Dalam dokumen yang diajukan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Oktober 2024, Microsoft mengungkapkan bahwa “Assessment of Investing in Bitcoin” telah masuk dalam agenda pembahasan dan akan menjadi salah satu topik yang diputuskan melalui voting oleh para pemegang saham.
Namun, dewan direksi perusahaan justru merekomendasikan para pemegang saham untuk memberikan suara menolak proposal investasi Bitcoin oleh Microsoft.
“Dewan Direksi merekomendasikan Anda untuk menolak usulan berikut: 4 hingga 9,” demikian tertulis dalam dokumen tersebut pada Kamis (24/10/2024).
Legitimasi Kuat bagi Bitcoin
Meningkatnya pengakuan dan adopsi Bitcoin dari perusahaan-perusahaan ternama, termasuk kelak mungkin dari Microsoft, termasuk di berbagai sektor terkait, semakin mengukuhkan legitimasi dan nilai Bitcoin sebagai sebuah aset global.
“Hal ini juga dapat membawa perdebatan yang banyak terjadi sejak awal peluncuran Bitcoin terkait nilai intrinsik dan keabsahan regulasinya menjadi tidak lagi relevan. Nilai suatu aset, seperti pada instrumen lainnya, seperti karya seni misalnya, dapat bersifat cukup niche. Namun, ketika sebuah karya seni tersebut mendapatkan pengakuan lebih seperti lukisan Monalisa misalnya, bahkan orang yang tidak memiliki pemahaman tentang lukisan sedikit pun banyak berdatangan untuk melihatnya. Hal yang sama mungkin akan terjadi pada Bitcoin jika tren positif yang ada saat ini dapat semakin berkembang,” ujar Fahmi.
Ia menambahkan, kendati rasio risk/reward terhadap Bitcoin dan altcoin-altcoin potensial saat ini sedang cukup menguntungkan bagi investor, ketidakpastian terkait skenario ke depan tetap ada, terlebih apabila inflasi AS mengalami kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi dan implementasi kebijakan pro crypto pemerintah AS tak kunjung atau bahkan urung terlaksana karena satu dan lain hal,” tambahnya.
Fahmi Almuttaqin menyampaikan kenaikan harga Bitcoin pada hari ini juga turut diikuti oleh tren positif dari altcoin di berbagai sektor mulai dari Web3 gaming hingga DeFi.
“Tren positif yang terjadi di pasar kripto saat ini sejalan dengan proyeksi kami terkait efek positif penurunan suku bunga The Fed dan pemilu AS. Mengacu pada proyeksi kami sebelumnya, kenaikan yang terjadi saat ini juga bukan merupakan akhir dari siklus bullish yang terjadi, bahkan dapat dikatakan cukup awal, yang artinya potensi kenaikan lanjutan masih sangat terbuka. Hal ini salah satunya diindikasikan oleh kenaikan harga yang mayoritas masih disebabkan oleh meningkatnya adopsi investor institusi dan investor besar atau yang sering dikenal sebagai whales. Euforia dari kalangan investor ritel saat ini masih belum terlalu signifikan terlepas dari tingkat kenaikan harga yang telah dibukukan oleh Bitcoin,” ujar Fahmi.
Di sisi lain, adopsi investor institusi seperti yang dapat dilihat dari data aliran dana masuk/keluar Spot Bitcoin ETF mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Nasihat Strategi Bitcoin untuk Microsoft
Michael Saylor, pendiri MicroStrategy, sebelumnya mendorong Microsoft untuk berinvestasi di Bitcoin. Dalam presentasi kepada Dewan Direksi Microsoft, termasuk CEO Satya Nadella, ia menekankan bahwa Bitcoin adalah inovasi penting yang tidak boleh diabaikan. Menurut Saylor, pertumbuhan Bitcoin jauh melampaui saham Microsoft, menjadikannya investasi strategis untuk masa depan.
Saylor berargumen bahwa Bitcoin adalah bentuk modal digital yang relevan dengan teknologi, ekonomi, dan politik. Ia memproyeksikan kapitalisasi pasar Bitcoin dapat mencapai US$200 triliun dalam 21 tahun ke depan, jauh melampaui kapitalisasi pasar saat ini sebesar US$1,9 triliun.
Ia juga mengkritik kebijakan pembelian kembali (buy back) saham Microsoft, menyarankan dana tersebut lebih baik dialokasikan ke Bitcoin untuk nilai perusahaan yang lebih besar.
Sebagai bukti keberhasilan strategi ini, saham MicroStrategy melonjak 3.045 persen setelah berinvestasi di Bitcoin sejak 2020, dibandingkan kenaikan 103 persen saham Microsoft pada periode yang sama. MicroStrategy kini memegang 386.700 Bitcoin, memperkuat posisi sebagai perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar.
Saylor juga menawarkan model investasi berbasis Bitcoin kepada Microsoft, seperti produk “Bitcoin24,” dan memprediksi adopsi strategi ini dapat meningkatkan kapitalisasi pasar Microsoft hingga US$4,9 triliun. Ia berharap Microsoft memimpin revolusi digital berbasis Bitcoin, menyebutnya sebagai “Crypto Renaissance“. [ps]