Menghadapi Mining Difficulty Bitcoin yang Akan Melejit

Sepertinya dalam minggu ini para penambang akan menghadapi mining difficulty Bitcoin yang lebih tinggi dari biasanya.

Perkiraan peningkatan kesulitan sekitar 10 persen, bergantung pada estimasi dari BTC.com, Bitrawr, Luxor dan Braiins. Angka ini bisa berubah hingga Minggu (15/1/2023), tapi diperkirakan akan terjadi peningkatan yang tajam.

Mining Diffuculty Bitcoin: Bagaimana Terjadi?

Kesulitan menambang Bitcoin ini merujuk pada kompleksitas proses komputasi dibalik proses penambangan, dan ini menyesuaikan setiap 2 minggu atau setiap 2.106 blok didasari pada rata-rata waktu blok.

Sebelumnya tingkat kesulitan menambang Bitcoin menurun 3,6 persen yang diakibatkan badai musim dingin yang menerpa para penambang hingga menutup tambangnya, atau karena harga insentif atau permintaan dari operator jaringan.

Sepertinya sekarang para hashrate ini telah aktif kembali dan menggunakan mesin yang lebih canggih dan efisien.

“Itu merupakan kombinasi dari penskalaan penambang institusional yang sedikit meningkat dalam periode waktu yang sedikit lebih lama dan beberapa varian positif,” ujar Daniel Frumkin, direktur penelitian di Braiins.

Perusahaan seperti Marathon dan Hive Blockchain secara berangsur menggunakan mesin yang lebih efisien seperti S19 XPs dan blocksclae BuzzMiner.

“Tapi karena badai musim, kami tidak melihat hal yang sama di masa sebelumnya, artinya kita sekarang melihat hingga 3 minggu perkembangan daripada hanya 1 minggu saja,” tambahnya.

“Sebagai tambahan, mungkin akan ada sedikit keberuntungan yang positif oleh kumpulan secara agregat yang berkontribusi pada penyesuaian besar ini,” ujarnya.

Menurut update terbaru dari Desember lalu, Hive telah menambah 1.423 mesin yang menggunakan Intel Blockscale sedangkan Marathon menambah 12.000 S19 XPs pada bulan depan.

Mining difficulty Bitcoin ini ditambah dengan Chiper Mining dengan cepat menambah produksinya, meningkatkan hashrate sebanyak 40 persen pada bulan lalu.

Riot juga menambah 16.128 S19-series pada Desember lalu, ketika badai terjadi sebanyak 2,5 EH/s menjadi offline.

CEO Riot yaitu Jason Les mengatakan kepada The Block bahwa hashrate akan aktif kembali, dikutip dari Theblock.

Ketika bullish terjadi lebih banyak di minggu lalu, dengan Bitcoin sekarang reli di atas US$20.000 dan perolehan penambang publik bertambah, mereka masih tetap menghadapi ekonomi yang sulit.

“Kita tidak melihat perubahan apapun dalam biaya energi yang berkaitan dengan penambangan. Tidak banyak untung yang didapat kecuali kamu bisa menambang dengan efisin,” ujar Anthony Power, akuntan dan analis penambangan monthly roundup.

Jika penambang tidak memiliki teknologi tersebut, maka mining difficulty Bitcoin akan semakin terasa dan keuntungan akan berkurang dari seharusnya. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait