Milyader Dogecoin Asal AS Ini Bersiap “All In” di Cardano (ADA)

Anda pasti masih ingat dengan pemuda AS, Glauber Contessoto si milyarder Dogecoin (DOGE) yang enggan jual kripto dambaan Elon Musk itu. Belum lama ini ia mengaku bersiap beli ADA, menjelang peluncuran smart contract perdana Cardano pada 12 September 2021 mendatang.

Pada Februari 2021 Contessoto (33) menginvestasikan semua tabungannya di Dogecoin. Dan sekitar dua bulan kemudian, pada April, dia mengatakan dia dalam posisi sebagai milyarder Dogecoin, karena dia sama sekali belum semua kriptonya, walaupun pasar sedang ambruk.

Mungkin “Hodler” Sejati, Pemuda Ini Enggan Jual Dogecoin (DOGE)-nya

Kemarin, Contessoto mengatakan kepada CNBC akan “all in” ke kripto lain, yakni Cardano (ADA).

Asal tahu saja, smart contract perdana Cardano akan diluncurkan secara resmi pada 12 September 2021 mendatang, menjelang hari jadi Cardano yang ke-4, 27 September 2021.

BACA JUGA  Cardano Siap Meledak di 2025? Ini Faktor Pendorong Utamanya

Setelah diujicoba secara test net pada beberapa pekan lalu, harga ADA melonjak, mencetak rekor baru di kisaran Rp42.800 pada 23 Agustus 2021.

Hal itu menetapkan singgasana baru ADA di peringkat ke-3 versi Coinmarketcap.com, mengalahakan Binance Coin (BNB).

Analis Michael van de Poppe memproyeksikan harga ADA bisa mencapai setara Rp72 ribu dalam waktu dekat.

Harga ADA Bisa Menggila ke Rp72 Ribu, Siap Serok?

 

Milyader Dogecoin Siap Serok ADA Sebanyak Mungkin

Sekali lagi, walaupun Contessoto tidak memiliki rencana untuk menjual Dogecoin-nya, dia mulai membeli ADA sedikit demi sedikit mulai sekarang.

“Saya akan mulai membeli Cardano sebanyak mungkin sekarang,” tegasnya.

Contessoto berencana menunggu sampai ada penurunan harga ADA untuk mulai berinvestasi, katanya, seperti yang dia lakukan dengan Dogecoin di masa lampau.

Fundamental ADA masih dinilai cukup baik, berkat smart contract September 2021 mendatang.

BACA JUGA  Dogecoin Diserbu Investor! Apa yang Sebenarnya Sedang Terjadi?

Fitur baru itu memungkinkan sejumlah pihak menerbitkan token, NFT, bahkan membuat aplikasi DeFi, serupa dengan yang berjalan di blockchain Ethereum.

Pada prinsipnya, smart contract akan menambah use case dari ADA sendiri.

Lawan Pencucian Uang, Yayasan Cardano Tunduk FATF

Menjelang peluncuran itu pula, belum lama ini Yayasan Cardano menyebutkan tunduk pada aturan FATF (Gugus Tugas Aksi Keuangan) agar transkasi token dan ADA lebih mudah dilacak dalam dugaan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan aksi terorisme.

FATF adalah organisasi antar pemerintah yang didirikan pada tahun 1989 atas prakarsa G7 untuk mengembangkan kebijakan untuk memerangi pencucian uang. Pada tahun 2001, mandatnya diperluas untuk mencakup pendanaan terorisme.

FATF bekerjasama pemerintahan ratusan negara, di mana setiap anjuran FATF diratifikasi menjadi peraturan ataupun undang-undang. [ps]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait