Nasib Bitcoin Jika Suku Bunga The Fed Berikutnya Hanya Naik 25 Basis Poin

Tak dapat disangkal, nasib Bitcoin kerap dipengaruhi oleh naik turunnya suku bunga The Fed, karena kebijakan itu yang juga menentukan murah dan mahalnya nilai dolar di pasar. Pekan depan The Fed diperkirakan hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen (25 basis poin). Ini diproyeksikan mampu meningkatkan harga Bitcoin lagi setelah tampil apik naik hampir 40 persen sepanjang tahun ini di atas US$23 ribu.

Kebijakan suku bunga tinggi AS untuk melawan inflasi hebat dimulai sejak Maret 2022 silam. Pada Oktober 2021 sinyal itu sudah dikumandangkan agar pasar bersiap. Hingga akhirnya pada November dan Desember 2021, harga BTC mulai ambrol dari tertinggi US$69 ribu, menyusul pecahnya indeks saham di Negeri Paman Sam itu. Nilai pasar crypto yang berpuncak US$3 triliun, harus menerima kenyataan ambrol di bawah US$1 triliun dalam waktu yang cukup lama.

Target inflasi AS yang terbilang ‘baik’ dan normal memang 2 persen, masih jauh dari saat ini 7 persen per 13 Desember 2022. Tapi itu jauh lebih baik daripada sebelum medio 2022 yang membuat panas dingin pasar kripto. Inflasi rendah 7 persen itu juga harus memaksa The Fed untuk menurunkan suku bunga dari sebelumnya 75 basis poin selama 4 kali berturut-turut menjadi hanya 50 basis poin untuk kali pertama.

Itu yang berikutnya membawa sentimen positif tersendiri terhadap pasar crypto, karena sangat sanggup membawa arus modal kembali. Hasilnya adalah pada Sepanjang 2023 ini, harga BTC moncer naik hingga hampir 40 persen, bertengger di US$23 ribu. Itu mengembalikan nilai pasar kripto menjadi US$1 triliun dan menjadi penawar pahit skandal FTX di awal November 2022.

Pun lagi sejak September hingga November 2022 gejala melemahnya dolar AS sudah jelas, yang dicerminkan oleh tekanan terhadap Indeks Dolar AS (DXY).

Nasib Bitcoin Jika Suku Bunga The Fed Hanya 25 Basis Poin

Nah, pada Rapat FOMC berikutnya pada 1 Februari 2023, The Fed diperkirakan hanya menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ini setidaknya tergambar pada sentimen pasar pada CME FedWatch Tool.

Per Sabtu (28/1/2023), sekitar 98,4 persen pelaku pasar yakin The Fed hanya menaikkan suku bunga hanya 25 basis poin (0,25 persen), yakni dari saat ini 425-450 basis poin hanya menjadi 450-475 basis poin.

Sentimen ini juga dipertegas, setelah kemarin indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), sebagai ukuran inflasi yang disukai Fed, naik 5 persen per tahun di bulan Desember, turun dari tingkat inflasi tahunan 5,5 persen di bulan November dan hampir 7 persen di bulan Juni tahun lalu.

Data menunjukkan bahwa konsumen membelanjakan lebih banyak untuk barang dan jasa yang sama dibandingkan tahun lalu, tetapi kenaikan tahunan itu menyusut kembali ke tingkat yang lebih sehat.

Kecilnya kenaikan suku bunga adalah faktor sangat penting di sini, tak hanya untuk menaikkan sentimen positif pelaku pasar dan nasib Bitcoin, tetapi juga memastikan resesi yang terjadi pada tahun 2023 ini atau tahun 2024 tidak sampai memporak porandakan ekonomi global. Kenaikan suku bunga yang lebih rendah agar resesi tak parah, The Fed menyebutnya dengan istilah ‘soft landing‘.

BTC Masih Berpotensi Tertekan, Bullish dalam Mingguan

Namun demikian, secara teknikal dalam jangka pendek, harga BTC masih berpotensi tertekan. Ini tercermin dari indikator Squeeze Momentum pada time frame harian (daily) yang sudah melandai 5 hari sejak 24 Januari 2023 ketika harga Bitcoin ditutup turun di kisaran US$22.600.

Kendati naik hingga US$23.600 pada keesokan harinya, gairah beli menunjukkan penurunan. Artinya masih ada potensi aksi jual dalam jangka pendek dalam beberapa pekan ke depan.

Kabar baiknya pada time frame mingguan (weekly), BTC mencerminkan gairah beli yang luar biasa dari investor. Gejala awalnya terlihat pada 16 Januari 2023 dan disusul pada 23 Januari 2023, berdasarkan indikator Squeeze Momentum. Kenaikan seperti itu terlihat terakhir pada 13 September 2021 dan 19 Oktober 2020.

Nasib Bitcoin
Gairah beli terhadap BTC tampak jelas pada time frame mingguan sejak medio Januari 2023.

Pun lagi RSI mingguan sudah berada di atas 50 sejak medio Januari 2023 setelah berada di area oversold terbawah pada 27 Juni 2022 dan mulai naik signifikan sejak 26 Desember 2022.

Berdasarkan sinyal indikator itu, dalam jangka panjang, nasib Bitcoin masih berpotensi bullish dan investor sudah bisa memasang ancang-ancang untuk masuk kembali. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait