Karpet yang dihadiahkan oleh Uni Emirat Arab kepada Paus Gereja Katolik beberapa tahun lalu telah terjual dalam bentuk NFT. Kendati karpet original masih berada di Vatikan, NFT digitalnya digunakan untuk menggalang dana bagi rakyat Afganistan.
Karpet Pontifex dihadiahkan oleh Pangeran Abu Dhabi Sheikh Mohamad Bin Zayed Al Nahyan kepada Paus Fransiskus dalam kunjungan kepada kota Vatikan.
Pada September 2016, kedua pemimpin tersebut bertemu untuk membahas hubungan diplomasi serta promosi keharmonisan antar agama.
Pada hari Jumat (14/01/2022), NFT yang mewakili karpet tersebut terjual seharga 25 ETH setara US$82 ribu. Dana yang terkumpul melalui penjualan ini akan digunakan untuk membantu keluarga rentan di Afganistan selama bulan-bulan musim dingin.
Kepala Gereja Katolik akan menyimpan karpet fisik yang ditenun oleh wanita asli Afganistan itu. Pembeli NFT akan menerima replika karpet asli yang diciptakan oleh Zuleya, anak perusahaan Fatima Bint Mohamed Bin Zayed Initiative (FBMI).
FBMI didirikan pada tahun 2010 untuk menghadirkan perubahan bagi kehidupan wanita dan anak di Afganistan yang cenderung keras. Gerakan ini berinvestasi di perawatan kesehatan, edukasi dan rangkaian reformasi sosial serta ekonomi.
FBMI juga memberikan peluang pekerjaan di bidang seni, kerajinan dan agrikultur.
Maywand Jabarkhyl, kepala FBMI, menggambarkan penjualan NFT sebagai langkah kritis untuk maju bagi lembaga tersebut. Hal ini memungkinkan tim FBMI menampilkan rancangan mereka kepada audiens global dan membuka aliran penghasilan baru bagi artis lokal Afganistan.
“Ini mungkin merupakan NFT paling ikonik yang terjual di Timur Tengah. Pembeli akan mendapat replika fisik dari karpet ditambah kanvas digital 165 cm dengan rangka emas yang akan berisi NFT tersebut,” jelas Musfir Khawaja, co-founder NFTOne, marketplace yang bermarkas di Dubai International Financial Centre yang menjual NFT karpet itu.
Token ini merupakan satu dari enam bagian yang ditampilkan menggunakan kanvas digital pada pagelaran Seni Abu Dhabi bersama dengan karya seni kontemporer dunia.
Zuleya menciptakan ulang karpet Pontifex sebagai NFT dalam kemitraan dengan platform NFT Morrow Collective.
NFT menawarkan cara unik untuk mencetak ulang berkas digital seperti foto, video dan audio lalu menyimpannya dalam blockchain demi membuktikan keaslian kepemilikan. Teknologi ini sudah lama beredar tetapi populer pada tahun 2020.
Di tahun 2021, penjualan NFT mencapai volume US$25 milyar menurut laporan Reuters. [news.bitcoin.com/ed]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.