Niatan Visa Bersarang di Blockchain, Ada Apa?

Visa pun angkat bicara soal dukungannya terhadap masa depan teknologi blockchain dan kripto, berdasarkan penuturan CEO Visa, Al Kelly, sebagaimana yang dilansir dari CCN, Sabtu (27/10). Kata Kelly, Visa sebagai perusahaan raksasa di bidang keuangan itu mendukung kripto di masa depan asalkan memang pasar menginginkannya.

Kata Kelly, kripto sebagai kelas aset bukanlah sebuah ancaman terhadap sistem mata uang yang ada saat ini, yang notabene menjadi basis aktivitas produk Visa selama ini. Namun, ia juga menyoroti soal pentingnya inovasi dan adopsi terhadap akan lebih tinggi di masa mendatang.

“Ketika hari itu datang, maka Visa akan bersedia memfasilitasinya,” kata Kelly dalam acara Mad Money di CNBC.

Kelly juga menyampaikan, ia yakin bahwa pasti ada di satu sudut pasar, di mana kripto dapat berperan selayak uang fiat, sehingga Visa dapat secara nyaman menggunakannya.

“Jika itu mengarah ke sana, maka kami juga akan ikut serta. Saat ini kami hanya ingin berdiri di tengah-tengah dulu. Maka, sampai detik ini, kami lebih melihat kripto sebagai komoditi bukan sebagai alat pembayaran,” tegas Kelly.

Visa is the most influential credit card service company in the finance sector and is amongst the most profitable businesses in the market alongside Mastercard.

Di titik ini, perusahaan besar seperti Visa berpandangan positif terhadap teknologi blockchain dan kripto, tetapi sikap kehati-hatian tetap tercermin dari sejumlah pernyataan, tidak hanya yang terbaru ini.

Satu yang pasti, Visa melihat sejumlah peluang di dalamnya, sebagai pemain besar menerima kripto pada platform-nya. Visa menanti perkembangan lebih baik di ranah yang masih hijau ini, karena penggunaannya belum terlalu jamak.

Visa memang tak sendiri berwacana senada. Sebelumnya ada Morgan Stanley. Namun demikian, Fidelity, Goldman Sachs dan Citigroup sudah masuk ke ranah investasi berbasis kripto, karena melihat permintaannya semakin hari semakin tinggi.

Sementara itu, Mastercard yang merupakan pesaing nomor wahid Visa mencoba mencari peruntungan di ranah yang sama. Di awal tahun ini Mastercard mengajukan paten teknologi blockchain, yang diklaim mampu menjembatani antara aset digital dengan uang fiat. Namun demikian, sejumlah pegiat kripto menyoroti penggunaan istilah “fractional reserves” pada pengajuan paten itu. Tentu saja istilah itu tidak mengacu pada semangat desentralisik pegiat blockchain pada umumnya. Paten tersebut akhirnya diterima dan disetujui oleh US Patent & Trademark Office pada 25 Oktober 2018 lalu.

Sistem yang diajukan Mastercard itu nantinya memungkinkan lembaga keuangan membuat aset digital sendiri, sebagai strategi monetasi, melalui beragam pangkalan data rumit, perangkat dan sejumlah akun perbankan. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait