Pasar Kripto Terguncang, Menguap Lebih dari US$100 Milyar Selama Sepekan

Pasar kripto terguncang amat akut dalam 24 jam terakhir, dengan harga Bitcoin jatuh di bawah US$26.000 lagi. BTC saat ini diperdagangkan pada di kisaran US$25.168,94, turun 16 persen dibandingkan minggu lalu, berdasarkan data dari Coingecko hari ini, Senin (13/6/2022).

Harga Bitcoin itu jatuh ke tingkat terendah sejak akhir 2020, dengan pasar kripto tertekan akibat dolar AS yang menguat. Investor dan trader tampak semakin enggan masuk karena pasar ini semakin berisiko, serupa dengan pasar saham.

Altcoin pun terdampak buruk, ETH misalnya telah jatuh di bawah US$1.500, turun 70 persen dari tingkat tertinggi sepanjang masa di atas US$4.900 (November 2021). Dalam 24 jam terakhir, Dogecoin, TRON, dan Avalanche semuanya mengalami kerugian dua digit.

Sedangkan kapitalisasi pasar kripto global telah diperdagangkan menurun selama sebulan terakhir dan saat ini didukung pada US$1,17 triliun.

Pasar Kripto Terguncang

Pasar Kripto Terguncang, US$100 Miliar Menguap

Selama akhir pekan lalu, pasar kripto kehilangan nilainya lebih dari US$100 miliar, setelah Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen berpendapat bahwa kripto mengandung risiko tinggi.

Nilai pasar Bitcoin sendiri telah turun menjadi US$520 miliar, dengan kegagalan mencapai US$32 ribu per BTC pada sepekan terakhir.

Menanggapi kondisi pasar yang sangat buruk ini, Rich Blake dari Uphold berpendapat, kripto akhirnya tidak terbukti sebagai lindung nilai kekayaan ketika inflasi terjadi.

“Kripto tampaknya kehilangan kesempatan ideal untuk menggambarkan fungsinya sebagai lindung nilai terhadap inflasi,” ujar Blake.

Hal itu terkait inflasi di AS yang sudah mencapai 8,6 persen secara year-on-year per Mei 2022, tertinggi selama 41 tahun terkakhir di periode serupa. Itu membuat dolar menguat kembali dan menggeser nilai Bitcoin ke US$25 ribu pada hari ini. Indeks dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar, diperkirakan akan mencapai 105 dalam waktu dekat. Ini mencerminkan kekuatan dolar AS puncak sejak 2002, dan pada saat artikel ini ditulis, hanya berjarak 0,5 poin.

“DXY akan menguat, tidak heran harga saham dan kripto menurun,” kata Tony Edward, pembawa acara “Thinking Crypto Podcast”, belum lama ini.

Dengan tingkat inflasi yang tinggi itu, maka dapat dipastikan The Fed akan meningkatkan suku bunga acuan lagi, sehingga dolar AS berpotensi lebih kuat lagi. Ini yang akan berdampak buruk pada pasar saham dan kripto.

Inflasi di negara lain yang memaksa bank sentral mereka melakukan hal serupa seperti di AS, juga sama. Pekan lalu, Bank Sentral Australia dan Kanada, inflasi juga meningkat, menaikkan suku bunga mereka sekitar 50 basis poin, sementara Bank Sentral Eropa mengumumkan akan menghentikan pembelian aset dan memulai kenaikan suku bunga akhir musim panas ini.

Kenaikan Suku Bunga Agresif

Ekonom Goldman Sachs memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 0,5 persen pada Rabu ini, 0,5 persen pada Juli, dan 0,5 persen pada September. Sementara Barclays dan Jefferies mengantisipasi kenaikan yang lebih agresif sebesar 0,75 persen pada pertemuan Rabu nanti. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait