Percaya Nggak Percaya, Jadi Milyarder Shiba Inu Bermodal US$12?

Shiba Inu telah mencetak banyak milyarder di sudut pasar kripto, membuatnya kian popular dan diinginkan para investor sejak tahun 2021.

Sejak kelahirannya, Shiba Inu telah dinobatkan sebagai “Doge Killer” untuk menyaingi memecoin nomor satu di papan peringkat, Dogecoin (DOGE).

Memecoin bertema anjing ini telah mengalami lompatan harga yang benar-benar luar biasa hanya dalam beberapa bulan, tidak terjadi di mayoritas kripto utama saat ini.

Jadi Milyarder Shiba Inu 

Pada saat penulisan, harga satu token Shiba Inu (SHIB) adalah US$0,00001125, telah mengalami penurunan lebih dari 14 persen dalam dua minggu terakhir.

Secara teknikal, harga SHIB masih sangat jauh dari ATH-nya, karena ini sedang dalam arus bearish sejak awal Februari 2023.

Watcher News melaporkan bahwa, hanya dengan US$12, investor sudah bisa menjadi seorang milyarder Shiba Inu karena harganya yang kini masih terbilang rendah.

Hanya dengan US$1, investor sudah bisa mendapatkan kurang lebih 90.000 token SHIB. Itu artinya, US$12 sudah memberikan investor sekitar 1,08 juta token SHIB.

Dengan jumlah tersebut, investor akan dapat menjadi seorang milyarder saat harga SHIB melesat hebat ke US$0,1 dan dapat meraup ratusan juga rupiah saat harganya mencapai satu sen (US$0,01).

Meski masih jauh untuk tercapai, setidaknya ekosistem terus berusaha untuk meningkatkan value dari Shiba Inu, di mana yang terbaru adalah akan menghadirkan jaringan layer-2 (L2) Shibarium.

Pembaruan tersebut digadang akan membuat Shiba Inu tak lagi sebagai memecoin, tetapi token yang lebih penuh utilitas karena menyediakan berbagai fitur lengkap seperti NFT, metaverse, game dan masih banyak lagi.

Shibarium juga akan mempercepat transaksi sekaligus meringankan biayanya. Ini diharapkan meningkatkan minat investor yang tertunda karena biaya yang tinggi.

Selain harga SHIB, harga token utama Shibarium, BONE, juga diprediksi akan melesat hebat karena adopsi nyata terbentuk dari sini.

Meski begitu, sentimen global tetap menjadi acuan utama para investor karena ini akan mempengaruhi selera risiko dalam porsi yang besar.

Terlebih, kekhawatiran resesi global masih membayangi, membuat investor tidak leluasa untuk melangkah ke aset berisiko seperti saham dan kripto. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait