Seorang peretas yang sebelumnya berhasil melakukan peretasan kripto dari dompet milik pemerintah AS secara mengejutkan mengembalikan dana sebesar US$19,3 juta dari total US$20 juta yang dicurinya dalam waktu kurang dari 24 jam setelah serangan terjadi.

Insiden ini memicu spekulasi mengenai motivasi sebenarnya di balik pengembalian aset curian tersebut, apakah peretas takut terlacak atau ada alasan tersembunyi di balik tindakannya tersebut?
Peretas Kembalikan Sebagian Aset Kripto yang Dicuri
Menurut laporan dari Arkham Intelligence, seorang peretas yang sebelumnya berhasil meretas dompet milik pemerintah AS telah mengembalikan hampir seluruh dana yang dicuri.
“Alamat pemerintah AS baru saja menerima kembali $19,3 juta setelah peretasan yang dilaporkan kemarin, kurang dari 24 jam setelah pelanggaran alamat awal,” ungkapnya di X, Jumat (25/10/2024).

Dompet kripto milik pemerintah yang berhasil diretas berisi hasil penyitaan dari beberapa kasus terkait kriminal kripto besar, termasuk kasus peretasan Bitfinex.
ZachXBT, salah satu investigator kripto terkemuka juga melaporkan bahwa para pelaku peretasan kripto belum sepenuhnya mengembalikan aset yang dicuri. Beberapa aset yang telah dikirim ke bursa kripto tertentu masih tetap dipegang oleh mereka.
“Jumlah ini tidak termasuk dana yang sudah ditransfer ke bursa instan (Switchain, HitBTC, N Exchange),” jelasnya pada saluran telegram.
Beberapa pengguna media sosial berspekulasi bahwa peretas tersebut mungkin tidak berniat mencuri dana secara permanen, tetapi lebih ingin menguji atau mengeksploitasi kerentanan keamanan dari dompet pemerintah, sebelum mengembalikan dana sebagai “pemberitahuan”.
Ada juga dugaan bahwa peretas tersebut sadar akan kemampuan pemerintah AS untuk melacak transaksi kripto, yang membuat mereka merasa terpaksa mengembalikan dana tersebut demi menghindari konsekuensi hukum yang lebih besar.
Spekulasi di Balik Tindakan Pelaku Peretasan Kripto
Pengembalian dana yang dilakukan oleh peretas memicu spekulasi tentang motivasi sebenarnya. Beberapa pihak berpendapat bahwa pelaku tersebut mungkin hanya ingin menunjukkan kelemahan keamanan yang ada pada dompet pemerintah, tanpa niat untuk melakukan pencurian permanen.
Namun, ada juga dugaan bahwa hacker tersebut merasa tertekan karena transaksi di blockchain bersifat transparan dan mudah dilacak, terutama oleh otoritas penegak hukum yang memiliki akses ke alat pelacakan canggih.
Selain itu, terdapat juga teori yang mengindikasikan motif lain di balik pengembalian aset tersebut. Spekulasi mengenai hal ini muncul di media sosial, terutama di X, di mana berbagai pengguna memberikan teori mereka.
Salah satu teori menarik datang dari seorang pengguna bernama Agent Wiz, yang menyatakan bahwa ini mungkin adalah “permainan orang dalam.”
Ia berpendapat bahwa ada agen yang awalnya mencoba mencuri dana tersebut melalui skenario peretasan kripto. Namun, karena pengawasan yang ketat di platform seperti X, mereka merasa terdesak untuk mengembalikan uang itu.
“Sepertinya ada agen yang mencoba mengambil dana, lalu melihat transparansi di Twitter, dan akhirnya memutuskan untuk mengembalikannya,” tulisnya di X.
Meskipun terdengar spekulatif, teori ini sebenarnya tidak sepenuhnya mustahil. Ada kemungkinan bahwa si “peretas” berasumsi pemerintah AS akan melihat pengembalian coin crypto curian tersebut sebagai bentuk “bounty“.
Pada akhirnya, pemerintah bisa saja memilih untuk melepaskan peretas tanpa konsekuensi hukum, yang membuka peluang bahwa pelaku “peretasan” ini berhasil lolos tanpa konsekuensi apapun.
Motif di Balik Pengembalian Aset Curian yang Masih Misterius
Pengembalian dana sebesar US$19,3 juta oleh hacker yang meretas dompet pemerintah AS menimbulkan berbagai spekulasi mengenai motifnya. Apakah karena takut terlacak, sekadar menguji sistem keamanan, atau ada faktor lain yang tidak terlihat?
Kasus ini tidak hanya menjadi pengingat bahwa bahkan pemerintah dengan keamanan tinggi bisa menjadi target, tetapi juga memberikan pelajaran penting bagi para pengguna, termasuk kita semua, bahwa keamanan dalam dunia kripto harus selalu diutamakan.
Di balik inovasi dan keuntungan yang ditawarkan oleh cryptocurrency, risiko peretasan kripto selalu mengintai, mengingatkan kita untuk terus waspada. [dp]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.