Contoh Header Banner Blockchainmedia

Platform DeFi Raksasa di BNB Chain Resmi Ditutup Akhir 2025

Salah satu platform DeFi terbesar di pasar kripto, Alpaca Finance, secara resmi mengumumkan pada Senin, 26 Mei lalu, bahwa mereka akan menghentikan seluruh operasionalnya pada akhir tahun 2025. Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan sebuah protokol yang pernah menjadi pionir dalam leveraged yield farming.

Persaingan Sengit, Alpaca Finance Kalah Saing

Alpaca Finance pertama kali diluncurkan pada tahun 2021, di tengah ledakan popularitas DeFi. Dengan menawarkan strategi leveraged yield farming—yang memungkinkan pengguna untuk meminjam dana dan menggandakan hasil dari liquidity pool (LP).

Platform DeFi ini dengan cepat meraih posisi sebagai salah satu protokol paling dominan di BNB Chain. Bahkan, pada puncaknya, Alpaca Finance sempat mencatat total value locked (TVL) lebih dari US$1 miliar.

TVL DeFi Turun 30 Persen, Masalah Apa yang Bikin Investor Kabur?

Namun di balik kesuksesan itu, tekanan finansial terus membayangi. Dalam pernyataan resminya, tim Alpaca mengungkap bahwa mereka telah beroperasi dalam kondisi merugi selama lebih dari dua tahun. 

Sebagai proyek fair launch tanpa dukungan dari modal ventura, seluruh pendapatan platform DeFi ini murni bergantung pada tingkat penggunaan protokol. Ketika persaingan semakin ketat dan kebutuhan modal meningkat, model bisnis mereka terbukti tidak lagi mampu bertahan.

“Keputusan ini tidak kami ambil dengan ringan. Namun kami yakin ini adalah langkah paling bertanggung jawab demi menjaga kepentingan komunitas dan memastikan proses penutupan yang aman,” tulis tim Alpaca.

Delisting Binance dan Gagal Merger Jadi Penyebabnya

Kondisi Alpaca Finance yang sudah sulit semakin diperparah dengan keputusan Binance untuk menghapus token ALPACA pada awal Mei 2025. Langkah ini menjadi hambatan besar dalam pengembangan baru dan mempersulit upaya menjalin kolaborasi strategis ke depan.

Tak tinggal diam, tim Alpaca mengaku telah menjajaki sejumlah peluang merger dengan beberapa proyek lainnya. Beberapa diskusi bahkan sempat menunjukkan kemajuan yang berarti. Namun, memburuknya kondisi pasar kripto membuat kesepakatan tersebut akhirnya batal.

“Baru-baru ini, kami juga mengeksplorasi berbagai langkah strategis ke depan, termasuk M&A yang serius dengan beberapa proyek. Beberapa pembicaraan sempat menunjukkan kemajuan yang berarti, namun pada akhirnya, ketika pasar kembali melemah di awal 2025, seluruh kesepakatan tersebut gagal terwujud,” tulis mereka dalam pengumuman resminya.

Drama Tarif AS Datang Lagi, Pasar Kripto Langsung Ngerem Dadakan

Sebagai tindak lanjut dari keputusan penutupan, Alpaca Finance akan mulai menghentikan seluruh layanannya secara bertahap — termasuk platform yield farming, automated vaults, dan decentralized perpetuals — dalam beberapa bulan ke depan.

Meski begitu, pengguna platform DeFi ini masih diberi waktu untuk menarik dana mereka, dengan akses ke antarmuka protokol yang akan tetap dibuka hingga 31 Desember 2025.

Akhir Sebuah Babak di Dunia DeFi

Berdasarkan data terakhir dari CoinMarketCap, token ALPACA kini diperdagangkan di kisaran US$0,085 hingga US$0,1 — turun lebih dari 98 persen dari harga tertingginya pada tahun 2021.

Meski terasa pahit, penutupan ini dipandang sebagai langkah yang bertanggung jawab. Banyak pihak mengapresiasi keterbukaan dan transparansi tim platform DeFi tersebut dalam menghadapi situasi sulit ini.

Penutupan Alpaca Finance menjadi cerminan nyata bahwa inovasi saja tidak cukup untuk bertahan di industri kripto. Di tengah pasar yang semakin dewasa dan kompetitif, keberlanjutan serta kemampuan beradaptasi menjadi faktor kunci.

Bagi banyak pihak, kisah Alpaca Finance adalah pengingat penting bahwa kesuksesan awal tidak menjamin kelangsungan tanpa fondasi bisnis yang kuat dan fleksibel dalam menghadapi perubahan. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait