Ada satu indikator di pasar kripto yang belum lama ini bikin banyak trader melirik layar dengan serius, yakni Rasio Taker Buy-Sell di Binance. Data terbaru CryptoQuant menunjukkan bahwa angka rasio ini telah menanjak ke level yang mencerminkan tekanan beli yang cukup kuat.
Di balik angka-angka ini, ada cerita tentang bagaimana para pembeli agresif mengambil alih kendali pasar, setidaknya untuk sementara.
Rasio ini secara sederhana mencerminkan keseimbangan antara pembeli dan penjual yang aktif mengeksekusi order pasar.
Ketika nilainya lebih dari 1, itu artinya pembeli lebih dominan, mereka yang tidak mau menunggu dan siap mengambil harga yang tersedia. Sementara kalau nilainya di bawah 1, penjual yang memegang kendali.
Data terkini mencatat rasio tersebut di angka 1,131. Ini bukan sekadar angka biasa. Rata-rata selama tujuh hari terakhir juga ikut naik ke 1,045, menunjukkan bahwa tren ini bukan cuma angin lalu.
Bahkan, dalam sebulan terakhir, rasio ini meningkat sekitar 12,1 persen, sebuah lonjakan yang memberi sinyal bahwa momentum pasar berada di sisi pembeli.
Namun, angka tinggi ini datang dengan peringatan. Skor z dari indikator tersebut tercatat di angka 2,45, mendekati level yang sering dianggap sebagai tanda pasar mulai jenuh beli atau overbought.
Dan di saat yang sama, harga Bitcoin sedang bermain-main di kisaran US$98.756, mendekati titik resistance psikologis yang krusial.
Ketika Optimisme Bertemu Kewaspadaan
Melihat kondisi ini, wajar jika ada dua sisi dalam membaca situasi pasar. Di satu sisi, tekanan beli yang dominan bisa menjadi dorongan kuat untuk melampaui batas harga penting seperti US$99.000.
Namun demikian, tingginya skor z sering kali menjadi sinyal bahwa pasar bisa saja bernapas sejenak, alias koreksi kecil dulu sebelum kembali memacu naik.
“Secara historis, rasio di atas 1,1 dengan skor z yang tinggi telah menyebabkan koreksi sebelum melanjutkan tren naik,” ujar analis on-chain Crazzyblockk.
Pernyataan itu bukan isapan jempol. Dalam banyak kasus sebelumnya, situasi serupa sering diikuti oleh aksi ambil untung jangka pendek sebelum tren naik berlanjut. Artinya, meski banyak yang tampak optimis, sebagian trader mungkin sudah mulai menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan koreksi.
Kenapa Data dari Binance Dianggap Paling Relevan?
Bukan tanpa alasan indikator dari Binance mendapat banyak perhatian. Bursa ini punya likuiditas yang dalam, volume perdagangan yang besar dan menjadi rumah bagi banyak trader institusional maupun ritel.
Ketika aktivitas agresif seperti taker buy atau sell tercermin dalam data Binance, itu bukan hanya sinyal teknikal biasa, itu gambaran nyata tentang bagaimana “uang pintar” bergerak.
Lebih lanjut lagi, sifat real-time dari data ini menjadikannya alat yang disukai para trader aktif. Mereka yang beroperasi dengan waktu reaksi cepat akan sangat terbantu dengan metrik seperti ini. Seolah-olah Anda bisa mengintip meja para pemain besar dan melihat siapa yang mulai mendominasi permainan.
Bisa Jadi Peluang, Tapi Jangan Lengah
Kondisi saat ini membuka berbagai kemungkinan. Bagi mereka yang optimis, selama rasio tetap di atas 1,1 dan harga BTC bertahan di atas US$99.000, bisa jadi sinyal bahwa pasar siap lanjut naik. Tapi sebaliknya, kalau rasio turun ke bawah 1,05, bisa menjadi tanda bahwa para pemain mulai melepas posisi dan mengambil untung.
Ada satu hal lagi yang tidak kalah penting, yakni volatilitas. Dengan deviasi harga yang mencapai US$1.498, peluang untuk swing trading terbuka lebar. Ini situasi yang menarik buat scalper, tapi juga berisiko tinggi kalau tidak dibarengi manajemen yang ketat.
Singkat kata, pasar sedang panas dan bukan karena FOMO belaka. Rasio Taker Buy-Sell yang meningkat adalah sinyal penting, namun tetap butuh dibaca dalam konteks yang utuh.
Apakah ini awal dari reli panjang atau jeda sejenak sebelum melesat lagi? Itu mungkin akan terjawab dalam beberapa hari ke depan. Tapi satu hal pasti, data on-chain seperti ini bukan hanya statistik, tapi juga alat bantu untuk membaca napas pasar kripto dengan lebih cermat. [st]