Jim Rogers, sosok yang mendirikan reksadana Quantum Fund bersama investor milyarder George Soros, khawatir pemerintah akan melarang kepemilikian Bitcoin (BTC) dan aset kripto lain.
Bitcoin Sebagai Alternatif Dolar AS
Ketika ditanya soal kripto sebagai alternatif bagi indeks dolar AS, Rogers berkata hal itu mungkin terjadi sebab sudah banyak orang yang menuai untung dari perdagangan aset kripto.
“Banyak pegiat kripto berkata kripto akan menjadi uang baru. Saya tahu setiap negara di dunia sedang mengembangkan uang digital, termasuk AS,” jelas Rogers.
Kendati demikian, ia berpendapat AS tidak akan memandang kripto sebagai uang baru. Pasalnya, pemerintah ingin memegang kendali dan bahkan memegang monopoli atas uang.
Rogers menambahkan, ia tidak menyukai hal itu tetapi begitulah sifat pemerintah. Ia menyangka pemerintah akan memajak atau meregulasi atau melarang kripto sebab pemerintah tidak ingin menyerahkan kendali atas uang.
Pendiri reksadana tersebut telah mengingatkan pemerintah dapat melarang aset kripto. Sebab itulah ia tidak berinvestasi kepada Bitcoin, tetapi ia menyesal tidak membeli Bitcoin pada bulan Mei lalu.
Soal dolar AS, Rogers berpandangan USD sedang menuju kehancuran. Mata uang internasional seharusnya bersifat netral, tetapi pemerintah AS mulai mengubah peraturan dan tidak lagi bersikap adil.
“Saya memegang dolar AS sebab ketika masalah datang, orang mencari safe haven. Mereka melihat dolar AS sebagai uang aman dikarenakan riwayatnya,” jelas Rogers.
Kendati demikian, ia melihat apa yang terjadi dengan dolar AS saat ini merupakan awal mulanya kehancuran. Bila pemerintah AS tidak suka dengan pihak tertentu, mereka mengenakan sanksi dan melarang penggunaan dolar AS.
Banyak negara mulai mencari pesaing USD, seperti Tiongkok, Rusia atau India. Mereka mencari mata uang pesaing sebab AS tidak lagi bersifat netral, lanjut Rogers.
Sejak Rusia menyerang Ukraina, AS dan sejumlah negara lain menerapkan sanksi kepada Rusia.
Rusia memiliki 16 persen cadangan dalam bentuk dolar AS dan 32 persen dalam euro. Hampir 50 persen cadangan Rusia disimpan dalam bentuk mata uang yang dikendalikan oleh pihak lain yang tidak setuju dengan Rusia.
Selain itu, AS merupakan debitor terbesar di dunia sehingga orang mencari mata uang lain dengan alasan fundamental baik alasan politis.
“Saya tidak tahu mata uang mana yang akan menang. Saya warga AS tapi saya tidak suka apa yang dilakukan pemerintah dengan dolar AS,” pungkas Rogers. [news.bitcoin.com/ed]