Samsung melalui platform keamanan Knox terus mengembangkan proteksi untuk perangkat AI rumah tangga. Dalam konferensi Samsung Developer Conference 2024 (SDC24), perusahaan ini mengumumkan rencana untuk memperluas Knox Matrix ke perangkat rumah tangga.
Knox Matrix, yang berbasis teknologi blockchain Samsung, memungkinkan device untuk saling memantau ancaman keamanan dan memberi tahu pengguna terkait langkah pencegahan.
Knox Matrix tidak hanya melindungi perangkat secara individu, tetapi juga memastikan keamanan perangkat yang saling terhubung dalam satu ekosistem.
“Seiring dengan berkembangnya ekosistem perangkat AI, pentingnya keamanan meningkat secara eksponensial,” kata Miyoung Yoo, EVP dan Kepala Tim Pengembangan Perangkat Lunak, Bisnis Perangkat Digital di Samsung Electronics, Senin (07/10/2024).
Sistem ini terdiri dari tiga elemen utama, yaitu Trust Chain, Cross Platform, dan Credential Sync, yang semuanya didukung oleh teknologi blockchain Samsung.
Trust Chain, sebagai bagian dari solusi berbasis teknologi AI dan Samsung blockchain ini, memungkinkan perangkat terhubung untuk mendeteksi ancaman dan memberi tahu pengguna jika ada masalah keamanan.
Dengan Trust Chain, setiap perangkat akan memantau satu sama lain, memastikan keamanan tetap terjaga. Sementara itu, Cross Platform memastikan standar keamanan diterapkan secara konsisten, bahkan di perangkat dengan sistem operasi berbeda. Credential Sync menggunakan teknologi end-to-end encryption (E2EE) untuk menyinkronkan kredensial antar perangkat, memberikan perlindungan data yang lebih baik.
Selain Knox Matrix, tim pengembang Samsung blockchain juga memperkenalkan autentikasi biometrik pada perangkat rumah tangga mulai tahun depan. Dengan Passkey, pengguna dapat masuk ke aplikasi atau situs web rumah tangga hanya menggunakan sidik jari mereka.
Penggunaan Passkey akan menghilangkan kebutuhan untuk mengingat kata sandi dan mengurangi risiko kebocoran data. Rencana ini akan diterapkan pada lemari es dengan AI Family Hub™ dan perangkat lainnya.
Tak hanya itu, Samsung berencana untuk mengintegrasikan Knox Vault, sebuah chip keamanan berbasis artificial intelligence pada alat rumah tangga.
Knox Vault akan menyimpan informasi pribadi seperti kata sandi dan data biometrik, melindunginya dari potensi serangan berbasis OS atau peretasan fisik. Teknologi blockchain Samsung ini bertujuan untuk memperkuat keamanan perangkat dalam menghadapi serangan yang lebih kompleks.
Keamanan perangkat Samsung AI juga mendapatkan pengakuan dari berbagai organisasi terkemuka. Pada Februari, lemari es Bespoke 4-Door Flex™ dengan AI Family Hub™+ menerima peringkat tertinggi dalam IoT Security Rating yang dilakukan oleh UL Solutions.
Tim pengembang Samsung blockchain terus berkomitmen untuk meningkatkan keamanan perangkat rumah tangganya dan memberikan sistem yang kuat kepada para pelanggannya.
“Samsung akan terus mengembangkan solusi keamanan dan meraih sertifikasi baru untuk memastikan bahwa pengguna dapat merasa tenang saat menggunakan perangkat rumah tangga AI dan layanan dalam ekosistem Samsung,” tambah Yoo pada konferensi tersebut.
Samsung juga menjadi perusahaan yang secara aktif mengembangkan teknologi blockchain. Sebelumnya, mereka telah meluncurkan smart TV yang bisa digunakan untuk membeli NFT pada tahun 2022.
Model televisi seperti MICRO LED, Neo QLED, dan The Frame dilengkapi dengan fitur agregator marketplace yang memungkinkan pengguna untuk melihat, membeli, serta menampilkan karya seni digital dalam satu platform.
Dengan inovasi tersebut, Samsung blockchain telah menjadi perusahaan pembuat televisi pertama yang mendukung NFT dalam skala besar. Ini juga didukung oleh investasi unit ventura Samsung Next, yang telah mendanai berbagai startup di sektor NFT, seperti Sky Mavis, Dapper Labs, dan The Sandbox.
Dengan berbagai langkah ini, mereka menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengembangkan teknologi blockchain Samsung di berbagai lini produknya, dari perangkat AI rumah tangga hingga pasar digital berbasis NFT. [dp]