Seandainya Binance Tak Ada

Serangan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) terhadap Binance, diperkirakan bahal menghentikan perdagangan platform crypto. Namun, apa yang bakal terjadi seandainya Binance benar-benar tak ada lagi di AS?

Pendiri dan CEO Marlerino Group, Vladislav Garmash memiliki beberapa prediksi jika anak perusahaan Binance di AS, Binance.US tutup.

Menurut Garmash, hal pertama yang terjadi seandainya Binance lagi beroperasi di AS, pangsa pasar Binance di negara itu akan lenyap, yang tentunya akan merugikan likuiditas bursa.

“Miliaran denda menanti CZ (Changpeng Zhao, bos Binance), termasuk dalam skenario terburuk pengembalian semua komisi bagi semua individu dan entitas hukum yang berada di Amerika Serikat, mulai dari tahun 2017, ditambah sanksi perdata dalam kasus SEC,” kata Garmash, sebagaimana dikutip Forbes dalam laporan baru-baru ini.

Hanya saja, Garmash lebih cemas bila skenario tutupnya Binance di AS terwujud, yang akan berimbas buruk bagi seluruh pasar.

“Jika Binance jatuh, itu serius,” kata Garmash.

“Seluruh pasar kripto akan berhenti ada seperti sekarang. Pasar ini akan menjadi pasar bitcoin untuk para ahli,” timpalnya.

Dalam pengamatan Garmash, tak peduli pemain crypto mana yang kolaps, pada kenyataannya bitcoin tetap stabil dengan prospek pertumbuhan yang tinggi.

“Masalah Binance tidak dianggap sebagai pukulan bagi bitcoin, menurut pandangan umum. Sebaliknya, pasar menyukai kisah-kisah buruk seperti ini,” katanya.

Garmash merujuk, kasus hancurnya bursa FTX yang pernah dibintangi oleh Tom Brady dan Larry David. Namun, sekarang FTX sudah mati, tetapi mata uang kripto masih hidup.

Garmash lebih pesimis jika nasib yang sama menimpa Changpeng Zhao dan Binance.

Kasus Binance vs. SEC, Manipulasi Pasar

Sementara, Direktur Jenderal EYWA, Boris Povar melihat kasus Binance vs. SEC sebagai langkah manipulasi pasar.

“Ini bagi saya terlihat seperti tidak lebih dari manipulasi pasar, seperti larangan terhadap cryptocurrency di Cina pada siklus pasar yang lalu,” kata Povar, sebagaimana dikutip Forbes.

EYWA merupakan solusi cross-chain yang menghubungkan blockchain di Antalya, Turki.

“Meskipun seandainya Binance.US tutup, itu tidak akan menutup Binance. Ini akan mempercepat transisi Binance menjadi struktur yang sepenuhnya terdesentralisasi,” kata Povar membela Binance.

Dia melanjutkan, struktur tersebut telah dilakukan sejak pendirian Binance DEX di Beacon Chain BNB dan peluncuran BNB Smart Chain, serta investasi dalam proyek-proyek infrastruktur seperti Trust Wallet, Protokol Injective, dan lainnya.

“Ini adalah pilar masa depan dari Binance yang terdesentralisasi. Secara bertahap, Binance akan lahir kembali sebagai bursa terdesentralisasi (DEX) dan akan menjadi lebih kuat, saya rasa. Penutupan pasar Amerika Serikat bagi Binance akan mendorong mereka untuk mengembangkan pasar lain di Asia dan bahkan Prancis.”

Povar mengatakan bahwa dia menggunakan Binance dan tidak mengalami masalah dengan platform tersebut di luar negeri sejak kasus hukum ini dibawa bulan ini.

Forbes melaporkan, Binance memiliki volume perdagangan sebesar US$65 miliar per hari secara rata-rata.

“Untuk memberikan gambaran, Bursa Saham Hong Kong memiliki volume transaksi harian sebesar US$21,8 miliar pada tanggal 31 Mei, salah satu hari perdagangan terbesarnya sepanjang tahun,” terang media bisnis dan finansial tersebut.

Meskipun harga Bitcoin baru-baru ini telah melewati level psikologis penting US$30.000, perdagangan sedang mengecil.

Hal ini menunjukkan minat yang lebih besar terhadap Bitcoin, yang menjadi pemimpin dalam perdagangan kripto, namun Binance mengalami penurunan.

Pada tanggal 26 Juni, volume perdagangan 24 jam Binance berada di bawah US$9 miliar, menurut CoinMarketCap.

“Pangsa pasar harian mereka sekitar 47 persen. Mereka dulunya menyumbang lebih dari setengah dari semua perdagangan kripto,” tulis Forbes.

Bloomberg melaporkan, bahwa tekanan pada pangsa pasar mereka akan terasa lebih besar ketika perusahaan-perusahaan tradisional Wall Street seperti BlackRock mulai membuka bisnis pertukaran.

“Sesuatu yang mungkin diinginkan oleh SEC karena regulator ingin pasar investasi kripto terlihat persis seperti pasar sekuritas tradisional,” pungkas media bisnis tersebut. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait