SEC Kian Ketat Awasi Kripto, BTC Menghujam!

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) baru saja mengumumkan pembentukan Cyber and Emerging Technologies Unit (CETU).

Unit ini ditujukan untuk melindungi investor ritel dari berbagai bentuk penipuan yang berkembang di dunia digital, termasuk yang memanfaatkan teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan media sosial.

Keputusan ini menggantikan Crypto Assets and Cyber Unit yang sebelumnya ada. Dengan struktur baru ini, SEC menambahkan lebih banyak tenaga ahli, termasuk sekitar 30 spesialis yang berfokus pada mendeteksi dan menangani ancaman siber serta aktivitas ilegal yang terkait dengan aset digital.

CETU akan dipimpin oleh Laura D’Allaird, seorang profesional yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Divisi Penegakan SEC.

Mandat Luas CETU: Dari AI hingga Blockchain

Tidak hanya sebatas menangani kasus penipuan kripto, CETU memiliki mandat yang lebih luas. Unit ini akan menangani berbagai ancaman siber, termasuk penggunaan media sosial dan situs web palsu untuk manipulasi pasar, peretasan data perusahaan untuk mendapatkan informasi nonpublik, hingga pengambilalihan akun pialang ritel secara ilegal.

SEC juga menargetkan perusahaan-perusahaan yang gagal mematuhi peraturan keamanan siber serta memberikan pengungkapan yang menyesatkan kepada investor.

Di sisi lain, SEC juga menyoroti bagaimana teknologi blockchain dan aset kripto sering kali menjadi sarana baru bagi pelaku kejahatan finansial.

CETU akan bekerja sama dengan tim lain di SEC untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi penyalahgunaan teknologi ini tanpa menghambat inovasi yang sah.

Implikasi Bagi Pasar Kripto

Namun demikian, pengumuman ini ternyata tidak disambut baik oleh pasar kripto. Takl ama setelah kabar ini mencuat, harga Bitcoin (BTC) langsung merosot dari kisaran US$97.900 ke kisaran US$96.800. Reaksi ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap isu regulasi.

“Saya kira pasar benar-benar takut diatur. Para penipu sedang panik!” ungkap analis on-chain Ali Martinez dalam sebuah tweet.

Komentar ini cukup mencerminkan kegelisahan yang ada di komunitas kripto, di mana regulasi sering kali dipandang sebagai penghalang bagi pertumbuhan aset digital.

Regulasi yang Lebih Ketat, Apa Itu Baik?

Langkah SEC ini juga menimbulkan spekulasi tentang arah regulasi kripto di bawah administrasi saat ini. Menariknya, Presiden AS baru-baru ini menominasikan Paul Atkins, seorang pendukung kripto, sebagai Ketua SEC.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah pendekatan SEC akan semakin ketat dan merugikan atau justru membuka peluang baru bagi industri kripto?

Lebih lanjut lagi, SEC juga telah membentuk Crypto Task Force yang dipimpin oleh Komisaris Hester Peirce. Task force ini bertujuan mengembangkan regulasi yang lebih jelas bagi aset kripto.

Dengan adanya CETU dan Crypto Task Force, tampaknya SEC sedang mencoba menyeimbangkan antara perlindungan investor dan mendorong inovasi di sektor ini.

Bagi investor ritel, pembentukan CETU menandakan bahwa SEC semakin serius dalam mengawasi aktivitas digital, terutama di dunia kripto.

Jika Anda seorang investor, penting untuk memahami risiko yang ada dan memastikan bahwa investasi Anda dilakukan di platform yang mematuhi regulasi yang berlaku.

Sementara itu, bagi pelaku industri, langkah ini bisa berarti dua hal, yakni regulasi yang lebih ketat atau mungkin peluang untuk menciptakan lingkungan yang lebih transparan. Yang jelas, dunia kripto masih akan terus bergerak dinamis, dan setiap perubahan regulasi pasti akan berdampak besar pada pergerakan pasar. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait