Selamat Jalan, Timothy May, Co-Founder Cypherpunks

Timothy May, co-founder kelompok Cypherpunks, wafat pada usia 67 tahun, CryptoGlobe melansir, Minggu (16/12). Diduga May meninggal karena faktor usia, walaupun otopsi resmi belum dilakukan.

May adalah seorang tokoh berpengaruh di sektor kripto sebagai salah seorang “godfather” Bitcoin, dan juga penulis dari “Crypto Anarchist Manifesto.” Manifesto tersebut dijadikan sebagai kitab oleh para pendukung kriptografi, baik dari segi teknologi maupun penerapannya untuk sosial dan ekonomi.

Cypherpunks adalah kelompok yang dibentuk pada awal 1990-an oleh sekelompok pegiat kriptografi yang bertemu secara regular untuk membahas isu privasi di Internet. Mereka juga berdiskusi tentang bagaimana pengembangan teknologi komputer memungkinkan kebebasan pribadi lebih luas.

Kelompok ini didirikan oleh Timothy May, Eric Hughes dan John Gilmore. Sejak didirikan, kelompok Cypherpunks berhasil menyebarkan produk-produk kriptografis dan peranti lunak open source ke seluruh dunia. Berbulan-bulan setelah kelompok itu dibentuk, May menerbitkan karya tulisannya “The Crypto Anarchist Manifest,” yang menjelaskan bagaimana teknologi akan mentransformasi cara manusia saling berinteraksi secara daring.

Di awal manifesto tersebut, May menulis, “Teknologi komputer berada di ambang batas memberikan para individu dan kelompok kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain secara anonim. Dua individu bisa bertukar pesan, bertransaksi bisnis dan bernegosiasi kontrak elektronik tanpa pernah tahu nama asli atau identitas legal lawan bicaranya. Interaksi melalui jaringan akan tidak bisa dilacak.”

May juga menyoroti bagaimana perkembangan teknologi komputer akan mengubah cara pemerintah berinteraksi dengan ekonomi, sebab kemampuan mereka memajaki dan mengawasi transaksi akan terganggu. Pandangan May yang libertarian terus hidup dan menginspirasi generasi cypherpunk berikutnya, termasuk pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto.

Kelompok Cypherpunk juga menciptakan cypherpunk mailing list, yang digunakan Nakamoto untuk mengenalkan kripto paling terkenal di dunia, Bitcoin, pada tahun 2008. Langkah Nakamoto tersebut bisa dikatakan sebagai langkah pertamanya dalam menciptakan ekosistem Bitcoin yang kini bernilai US$100 miliar.

Menanggapi berita wafatnya May, komunitas kripto memberikan penghormatan terakhir kepada tokoh yang memperjuangkan privasi individu dan juga seorang nenek moyang Bitcoin tersebut. Vitalik Buterin, co-founder Ethereum, termasuk salah satu yang pertama memberikan tanggapan.

“Tim May, penulis “Crypto Anarchist Manifesto”, telah wafat. Rest in peace,” tulis Buterin melalui akun Twitternya. Ia juga memberikan tautan ke manifesto yang ditulis May pada tahun 1992.

Pionir kripto Nick Szabo, yang mengerjakan purwarupa awal Bitcoin dan memainkan peran penting di pengembangan smart contract, berkata May adalah inspirasi baginya. Szabo juga mengungkap visi Timothy May terus hidup dalam komunitas Cypherpunk.

“Tim May adalah inspirasi cypherpunk utama saya. Visinya adalah menciptakan ruang siber yang terbebas dari penindasan pemerintah. Saya sangat beruntung bisa mengenal Tim dan berbincang soal dunia kita yang gila. Saya akan merindukannya,” tulis Szabo.

Lucky Green, salah satu kontributor awal proyek Tor dan teman baik May, menulis status Facebook tentang mendiang. Green menyoroti visi May yang membantu membentuk dunia saat ini serta menanamkan benih untuk mengajarkan generasi baru tentang kriptografi yang bisa memberikan kebebasan dan privasi kepada manusia. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait