Semarak Bisnis Exchange Kripto di Indonesia

Pasar kripto dan digital asset di Indonesia terus menggeliat. Hal ini setidaknya terlihat dari semakin banyak bermunculan perusahaan exchange-wadah untuk melakukan jual beli kripto-yang beroperasi di negeri ini. Tak hanya perusahaan lokal, pemain kripto global pun mencoba mencari cuan di Indonesia.

Terbaru adalah Bitradx yang mulai beroperasi di Indonesia pada September ini. Selain di Indonesia, perusahaan ini juga akan beroperasi di sejumlah negara di Asia yaitu Malaysia, Tiongkok, Taiwan, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam dan Kamboja.

Bitradx bukanlah exhange global pertama yang masuk ke Indonesia. Sebelumnya, pada 23 Agutus lalu, Coinone dari Korea Selatan sudah resmi beroperasi di Indonesia. Huobi Pro, sebagai salah satu exchange terbesar di dunia juga sudah membuka akses bagi pemain kripto Indonesia untuk mendaftar sejak Juli lalu. Exchange ini sudah beroperasi di 130 negara di dunia. Huobi Pro saat ini masih menjajaki kemungkinan membuka perwakilan di Jakarta dan siap menggelar tikar di pasar kripto Indonesia.

Jauh sebelumnya, Luno yang berkantor pusat di London sudah masuk ke pasar Indonesia sejak 2015. Luno saat ini masih fokus me-listing Bitcoin dan Ethereum. Selain exchange dari luar, pelaku kripto dalam negeri juga tak ketinggalan memanfaatkan peluang pasar kripto tanah air. Pada awal Agustus lalu, Tokocrypto resmi diluncurkan setelah soft launching pada Mei lalu.

Selain itu, ada juga Santara. Digital asset exchange yang berkantor di Jakarta dan Yogyakarta ini memperjualbelikan token Cyronium (CYRO), kripto yang diklaim memiliki jaminan berupa emas. Karena klaim itu pula, di komunitas blockchain dan kripto, CYRO sempat menjadi buah bibir. Pasalnya lagi, orang nomor satu di balik CYRO adalah pengusaha ternama asal Bandung, Mardigu Wowiek Prasantyo.

Platform jual beli kripto lokal lainnya yang sudah cukup lama beroperasi adalah Rekeningku yang mulai beroperasi 2017 lalu, Triv dan Indodax yang beroperasi sejak 2014 lalu.

Robby Tan, CEO Bitradx mengatakan banyaknya perusahaan jual beli kripto di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar kripto yang besar. Kendati pendatang baru, ia mengaku tak gentar bersaing.

“Kalau bicara tentang persaingan di bisnis itu sudah biasa. Kalau ada persaingan berarti ada pasar dan itu bermakna sehat. Saya pikir itu bagus sekali,” tandas Robby.

Untuk bisa berkompetisi dengan exchange lain, Bitradx menyiapkan beberapa program yang ditawarkan kepada para trader atau pengguna, seperti menyediakan fitur leverage untuk trading.

Leverage ini, di dunia trading cukup terkenal terutama di dunia forex, di mana kita bisa menetapkan margin trade. Misalnya saya hanya punya 1 Bitcoin, tetapi saya bisa trading hingga 5 Bitcoin,” jelas Robby.

Selain itu, Bitradx mengenakan biaya transaksi yang murah yaitu, 0,3% untuk taker. Dari 0,3% ini, sebagian diberikan kepada member Bitradx yang berhasil merekomendasikan layanan Bitradx kepada calon pengguna untuk bergabung atau biasa disebut referral bonus. Member dapat meraih bonus hingga 30%, di mana 25% untuk level pertama dan 5% untuk level kedua.

Menanggapi persaingan antar exchange di Tanah Air, pendiri sekaligus CEO Triv, Gabriel Ray mengatakan, layanan yang diusungnya sejak 2014 tidak tersaingi dalam hal likuiditas dan kecepatan, pengguna bisa mencairkan ratusan Bitcoin dan menerima dananya di rekening banknya di hari yang sama.

“Seluruh transaksi Triv juga berjalan otomatis dan hal ini tidak mudah dicapai tanpa pengalaman security kami yang tinggi. Selama lebih dari 4 tahun kami menjaga keamanan sistem kami secara optimal. Pemasaran secara offline juga kerap kami selenggarakan. Pada 22 September nanti, misalnya kami akan bertemu dengan masyarakat di Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta,” kata Gabriel. [jul/vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait