Setelah MicroStrategy Beli Bitcoin US$1 Milyar

Perusahaan publik asal Amerika Serikat, MicroStrategy, akhirnya membeli Bitcoin senilai US$1 milyar atau setara dengan Rp14 triliun.

Pada 20 Februari 2021 lalu, perusahaan pimpinan Michael Saylor itu mengumumkan berhasil mengumpulkan dana sebanyak US$1 milyar.

Dana sebanyak diperoleh dari penjualan surat utang perusahaan dan akan digunakan untuk membeli Bitcoin tambahan.

Empat hari setelahnya, pembelian aset kripto raksasa itu pun digenapkan melalui pengumuman resmi di situsnya.

“Hari ini kami mengumumkan bahwa perusahaan telah membeli sekitar 19.452 Bitcoin tambahan senilai US$1 miliar dengan harga rata-rata sekitar US$52,765 per BTC,” sebut MicroStrategy, Rabu (24/2/2021).

Dengan demikian, MicroStrategy kini memiliki total Bitcoin sebanyak 90.531 BTC dengan total nilai USUS$2,1 milyar di harga satuan rata-rata US$23 ribu per BTC.

“Perusahaan tetap fokus pada dua strategi perusahaan kami untuk mengembangkan bisnis perangkat lunak analitik perusahaan kami dan membeli serta menyimpan Bitcoin,” kata sang CEO, Michael Saylor Sarankan Perusahaan Besar Beli Bitcoin.

BACA JUGA  Harga Bitcoin Rp442 Juta, Setara Tiara Lady Gaga

MicroStrategy memulai debutnya membeli Bitcoin pada Agustus 2020 lalu. Perusahaan itu memandang Bitcoin selayaknya emas yang berfungsi sebagai store-of-value berjangka panjang.

Bagi sang CEO, nilai dolar AS kian tergerus dan kian mengancam nilai saham perusahaan. Maka, Bitcoin bisa dijadikan sebagai sarana pelindungnya, terlebih soal potensi inflasi buruk di masa depan.

Isi cuitan Saylor pun lebih banyak berbicara soal Bitcoin daripada produk intinya sendiri, yakni piranti lunak analitik.

Selama setahun penuh Bitcoin memang mampu menunjukkan tajinya, naik lebih dari 400 persen. Sementara emas malah lemas, tumbuh kurang dari 30 persen.

Tak Terbendung
Bitcoin juga dikritik habis-habisan, khususnya oleh pejabat bank sentral di banyak negeri. Tapi, itu tak memudarkan minat masyarakat dan perusahaan untuk berspekulasi membeli aset kripto itu.

Tesla misalnya, dianggap “sangat nekat” membeli Bitcoin senilai US$1,5 milyar dengan alasan serupa seperti MicroStrategy.

BACA JUGA  Heboh Ganti Rugi BTC Korban Kasus MtGox Setelah 10 Maret 2023

Namun, fakta sosial dan ekonomi sulit dibantah. Negara dan pejabat memang bertugas memperingatkan warga soal risikonya, tetapi warga juga berhak menggunakannya untuk membeli apa yang mereka inginkan.

Di sisi lain, membeli aset berisiko super tinggi seperti Bitcoin adalah tanda jelas kurang diapresiasinya nilai fiat money yang diterbitkan oleh negara.[red]


Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.

Terkini

Warta Korporat

Terkait