Shiba Inu (SHIB) Tak Berguna, Kata Michael Burry “The Big Short”

Shiba Inu (SHIB) pada dasarnya tidak berguna, kata Michael Burry, investor “The Big Short” era tahun 2008.

Burry terkenal sebagai investor, pendiri Scion Capital. Pada tahun 2007 hingga 2010 ia mengeruk keuntungan dari pertaruhan besarnya terhadap krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) di AS.

Krisis itu menjadi satu bagian dari krisis keuangan tahun 2008 yang berpangkal di AS dan berimbas ke negara lain.

Burry terkenal, karena berhasil meramalkan krisis keuangan itu sejak dini, karena melihat banyak sekali warga AS yang tidak mampu membayar kredit rumahnya.

Dia pribadi sukses mengeruk keuntungan US$100 juta, termasuk keuntungan dari sejumah investornya yang mencapai US$700 juta, melalui mekanisme credit default swaps.

Langkah itu sangat fenomenal dan diabadikan dalam film The Big Short (2015). Aktor Christian Bale memerankan Burry di film itu.

Sejak tahun lalu Burry memang gemar mengkritik dinamika kripto, termasuk Bitcoin, lewat akun Twitter-nya.

Sempat sebelumnya tak aktif, akunnya cenderung tertutup, karena tidak semua orang bisa mem-follow-nya.

Shiba Inu (SHIB) Dianggap Tak Berguna

Belum lama ini, dilansir dari Business Insider, ia mengkritik keras token Shiba Inu (SHIB). Dia mengatakan token itu tidak berguna, karena terlalu banyaknya unit SHIB yang beredar.

Ia menulis itu di Twitter, mengacu pada lamanweb Coinbase tentang Shiba Inu, ketika token itu naik lebih dari 300 persen dalam tempo sepekan. Hanya saja cuitan itu langsung dihapus, menurut Business Insider.

“Kalau 1 kuadriliun SHIB itu adalah waktu detik, maka setara dengan 32 juta tahun. Sedangkan 1 kuadriliun hari sama dengan 2,7 triliun hari. Itu adalah usia alam semesta dikalikan 71 ribu. Dengan kata lain, SHIB tidak ada gunanya,” kata Burry.

Bagi Burry ia tidak meliha Shiba Inu sebagai investasi yang menarik karena banyaknya unit kripto yang beredar, sehingga membatasi adanya apresiasi harga.

Burry Kritik Bitcoin

Burry yang terkenal sebagai investor saham Facebook dan Google ini juga pernah mengkritik Bitcoin dan memasang posisi short terhadap nilai saham Tesla.

Dia mengatakan, bahwa Bitcoin adalah “gelembung spekulatif” yang didorong oleh sejumlah besar leverage. Ia mengacu pada maraknya pasar derivatif, khususnya futures.

Selain itu, Burry mempertanyakan prospek jangka panjangnya, mengingat ancaman intervensi pemerintah.

Dia juga mengolok-olok lonjakan Dogecoin ke harga rekor tertinggi, menyebutnya “doge breakfast“, untuk memberi kesan Dogecoin tidak istimewa.

Baginya, kripto sekadar hype seperti saham, walaupun saham GameStop pernah ia cicipi pada tahun 2019.

Burn SHIB untuk Mengurangi Pasokan

Burry memang tak keliru soal jumlah SHIB 1 kuadriliun itu. Tetapi, 41 persen dari jumlah itu sudah di-burn oleh Vitalik.

Pihak developer Shiba Inu juga memastikan segera menerapkan mekanisme burn lain, yakni lewat NFT Shiboshi, di mana setiap kali nama NFT-nya diubah, maka sejumlah SHIB akan di-burn.

Ke depan, berkat kerjasama dengan NowPayment, setiap transaksi belanja, juga dimungkinkan sejumlah SHIB musnah dari pasar. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait