Suku Bunga di AS Naik, Investor Tinggalkan Kripto, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Suku bunga yang meningkat di tengah ekonomi yang melesu membuat investor meninggalkan aset beresiko, termasuk Bitcoin (BTC) yang telah terjatuh ke harga terendah tahun ini.

BTC ambruk hingga ke level yang terakhir terlihat pada bulan Juli tahun lalu, pada harga US$33 ribu. Sementara itu, Ether (ETH) turut terperosok ke tingkat terendah sejak Februari lalu, pada harga US$2.390.

Sentimen lesu ini tercerminkan pada pasar aset kripto secara keseluruhan, dimana total kapitalisasi pasarnya jatuh 4,6 persen dalam sehari terakhir dan mencapai US$1,6 triliun.

Menurut Matt Dibb, COO platform kripto asal Singapura Stack Funds, kelesuan tersebut diakibatkan likuiditas pasar kripto yang terkenal rendah di akhir pekan.

“Saya pikir semua dalam kripto masih digolongkan sebagai aset beresiko, mirip seperti yang kita lihat dengan Nasdaq, sebagian besar aset kripto sedang terpukul,” jelas Dibb, dikutip dari Beincrypto.com.

Di saat obligasi dan saham global terperosok 10 persen tahun ini, kejatuhan BTC sebesar 27 persen lebih mirip dengan Nasdaq sebesar 22 persen yang sarat dengan saham industri teknologi.

Korelasi antara BTC dan aset beresiko seperti saham teknologi meningkat ke rekor baru tahun ini dan menganulir argumen bahwa BTC dapat dipakai sebagai perlindungan terhadap inflasi.

NYDIG: Harga Bitcoin Menguat dalam Jangka Panjang

Inflasi yang meninggi mengakibatkan Federal Reserve AS untuk meningkatkan suku bunga. Pertumbuhan ekonomi masih terhambat oleh rantai pasok yang dihantam pandemi, ditambah serangan Rusia terhadap Ukraina.

Semua faktor tersebut, dan likuiditas yang surut serta membuat pasar modal menjadi lemas, berakibat buruk bagi prediksi aset spekulatif dalam jangka pendek, termasuk kripto.

Edul Patel, CEO Mudrex, platform investasi kripto berbasis algoritma, meyakini BTC dapat mencapai harga US$30 ribu. Ia berkata, “Tren menurun kemungkinan besar akan berlanjut untuk beberapa hari.”

Dampak lain dari sektor kripto yang melesu pekan ini adalah stablecoin Terra USD (UST) yang sempat terlepas dari nilai satu banding satu terhadap USD.

Rencana untuk menyiapkan BTC senilai US$10 milyar untuk mendukung stablecoin besutan Terraform Labs tersebut berarti volatilitas UST dapat berpengaruh terhadap pasar BTC.

Kendati UST pulih, harga kripto LUNA milik Terraform Labs terpelanting sebesar 25 persen selama akhir pekan.

Korelasi kenaikan suku bunga dan Bitcoin ini diperkirakan akan terus berlangsung, karena berdampak pada penguatan dolar yang sudah melampaui tertinggi Januari 2017. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait