Tenanglah, Bitcoin Masih Kokoh Karena Faktor Ini

Harga Bitcoin masih kokoh karena bergerak ke jalur yang benar, menurut seorang pakar aset kripto. Ia percaya bahwa nilainya masih mencerminkan keuntungan dan tetap kokoh sejak Halving sebelumnya, Mei 2020.

Mining difficulty Bitcoin telah meningkat sebesar 9 persen sejak Halving terakhir. Itu pula yang mengurangi imbalan kepada para penambang sebanyak separuh, sekaligus mengurangi pasokan Bitcoin baru ke dalam pasar.

Sejak Halving III pada Mei 2020 itulah, rata-rata setiap 10 menit, para penambang di seluruh dunia berebut imbalan 6,25 BTC dari sebelumnya 12,5 BTC.

Dengan kata lain, jumlah Bitcoin yang diproduksi hanya 900 BTC per hari, dari sebelumnya 1800 per hari. Halving berlangsung setiap 210.000 block atau setara dengan 4 tahun sekali.

Ketersediaan Bitcoin yang sangat terbatas dan permintaan yang semakin besar adalah penentu naiknya nilai dan harga aset kripto itu pada masa-masa yang akan datang.

Dengan harga Bitcoin saat inipun dapat dimaknai bahwa permintaan sejatinya sudah dan akan terus melebihi penawaran. Dalam satu konsep dan model terkemuka, hal itu ditegaskan oleh PlanB dalam model Stock-to-Flow (StF).

Pada 2 September 2020 lalu, PlanB mencuit, bahwa sikap sabar adalah kekal untuk mengapresiasi Bitcoin. Kala itu dia juga bilang bahwa ada apresiasi besar terhadap Bitcoin dalam beberapa minggu mendatang.

Cuitan itu dilengkapi pula dengan grafik perbandingan antara Bitcoin dengan dolar AS tahun 2012 dan 2016, tahun di mana terjadi dua Halving sebelumnya. Grafik menunjukkan bahwa nilai Bitcoin saat ini bergerak dari kisaran yang sama dengan dua Halving sebelumnya, lalu berlanjut ke harga tertinggi.

Model SfF melihat Bitcoin ke masa depan sejauh tahun 2024, ketika siklus Halving IV dimulai. Grafik menunjukkan bahwa sangat masuk akal bagi Bitcoin untuk mencapai US$288.000 per BTC, sebelum Halving berikutnya.

Data dari Ecoinometrics dalam beberapa hari terakhir juga telah mendukung bullish terhadap Bitcoin. Mereka menyatakan, bahwa target harga mereka untuk akhir tahun 2020 adalah US$41.000, dan US$100.000 pada April 2021.

Pair BTC/USD juga disebutkan tetap menjadi pair utama yang ditawarkan oleh pasar-pasar terkemuka. Itu juga sangat mudah dilihat dari begitu banyaknya likuiditas saat ini.

Likuiditas inilah yang memberi trader Bitcoin mampu berspekulasi dan mendapat untung dari lonjakan support ataupun resisten di pasar.

Layak Khawatir, karena Sulit ke US$12 Ribu?
Dalam hal resistensi, Bitcoin masih memiliki semacam penghalang di kisaran US$12.000. Setelah melonjak melampaui US$11.000, Bitcoin kemudian jatuh hampir 7 peren menjadi US$11.187, setelah menyentuh US$12.000 kurang dari dua minggu lalu.

Altcoin belum kebal dari penurunan nilai yang cukup besar akhir-akhir ini. Aset kripto lain seperti Litecoin, Ethereum dan Bitcoin Cash semuanya telah turun tidak kurang dari 10 persen.

Indeks Crypto Galaxy Bloomberg, yang memetakan dinamika aset kripto besar, turun total sebesar 9 persen. Namun demikian, fundamental Bitcoin masih terlihat kuat, ketika Anda mempertimbangkan bahwa investor institusional yang berkantong tebal, mulai membeli Bitcoin.

Itulah yang disebutkan oleh Michael Novogratz, CEO Galaxy Investment Partners, menambahkan bahwa inovasi di seputar aset kripto berkat Bitcoin dan Ethereum, tidak akan pernah padam.

Menanti Dolar Lemah
Bitcoin juga sangat bergantung pada naik-turunnya dolar AS. Menguatnya dolar akhir-akhir ini adalah katalisator penurunan nilai Bitcoin.

Namun, berlanjutnya ketidakpastian politik seputar pilpres AS yang akan datang, serta “perang dagang” yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok, membuat fundamental nilai dolar AS terus dipertanyakan.

Jika itu terus berlanjut, kemungkinan akan menjadi katalisator bagi Bitcoin untuk melonjak melampaui US$12.000 dan seterusnya. Kita perlu menantikan pelemahan dolar berikutnya. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait