Terungkap! Eksekutif Ledger Sebut Ini Penyebab Utama Peretasan Bybit

Peretasan Bybit senilai US$1,4 miliar pada 2024 menjadi salah satu insiden terbesar yang paling menggemparkan dalam sejarah industri kripto. 

Kejadian ini tidak hanya mengguncang pasar, tetapi juga mengungkap betapa rapuhnya fondasi keamanan yang selama ini digunakan oleh institusi besar di dunia kripto. 

Skala kerugian yang dialami dalam Bybit hack dengan nilai fantastis ini memperlihatkan kenyataan pahit: bahkan perusahaan raksasa belum sepenuhnya siap menghadapi ancaman siber modern.

Ketika Sistem Usang Jadi Celah Fatal

Dalam wawancara eksklusif bersama TheStreet Roundtable pada 8 Mei, Wakil Presiden Enterprise Ledger, Sebastien Badault, menyebut insiden peretasan Bybit sebagai “wake-up call” bagi seluruh pelaku industri. 

Ia menekankan bahwa masalahnya bukan pada kecanggihan kelompok peretas, melainkan kelalaian dalam penggunaan alat yang seharusnya sudah ditinggalkan—terutama praktik blind signing, di mana pengguna menyetujui transaksi tanpa melihat detail isinya.

“Ada transaksi yang ditandatangani secara buta… itu memberikan akses secara langsung ke seluruh dompet yang berisi 400.000 ETH, dan hanya dalam sekejap semuanya hilang,” ungkap Badault. 

Terungkap! Lazarus Group Ternyata Dalang di Balik Peretasan Bybit

Ia menyayangkan bahwa masih banyak perusahaan dengan aset miliaran dolar yang tetap bergantung pada sistem keamanan yang sudah usang, padahal ancaman digital terus berkembang.

Blind Signing, Biang Keladi Peretasan Bybit

Blind signing—yang selama ini dianggap praktis—menjadi titik lemah utama dalam Bybit hack. Meski banyak pakar keamanan telah lama memperingatkan bahayanya, praktik ini tetap bertahan karena dinilai memudahkan proses transaksi. 

Namun, kejadian peretasan ini menjadi bukti nyata bahwa kemudahan tanpa perlindungan hanya memperbesar risiko. Ledger, sebagai salah satu pemain utama di industri penyimpanan crypto, telah lama mengampanyekan penggunaan clear signing.

“Kami sudah lama mendorong gagasan clear signing… saat kamu menandatangani dengan jelas, kamu tahu persis apa transaksi yang kamu setujui,” kata Badault. 

Ia berharap peretasan Bybit menjadi momen reflektif bagi pelaku industri kripto untuk segera memperbarui standar keamanannya dan tidak menganggap sepele setiap celah kecil sekalipun.

Ancaman Juga Mengintai Pengguna Individu

Masalah keamanan kripto tidak hanya menjadi persoalan bagi institusi besar, seperti yang terlihat dalam peretasan Bybit. Pengguna biasa pun ternyata tak luput dari risiko yang sama.

Badault juga mengungkapkan bahwa hampir di setiap konferensi yang ia hadiri, selalu ada peserta yang panik akibat kehilangan seed phrase—kata kunci yang sangat krusial dan menjadi satu-satunya akses ke aset kripto mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, Ledger meluncurkan solusi inovatif bernama Ledger Recover, yang membagi seed phrase ke dalam tiga lokasi yang aman. Jika seed phrase hilang, pengguna tetap bisa memulihkannya dengan aman tanpa rasa khawatir. 

Kasus ByBit, Chainalysis: Platform Kripto Harus Berbenah

Namun, Badault menegaskan bahwa teknologi yang canggih saja tidak cukup. Kesadaran kolektif akan pentingnya keamanan harus menjadi pilar utama dalam dunia kripto, bukan sekadar pelengkap.

Bybit hack bisa jadi momen reflektif yang mendorong perubahan besar dalam industri kripto. Apakah insiden peretasan ini akan menjadi titik balik dalam menguatkan sistem keamanan? Hanya waktu yang akan menjawabnya. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait