The Fed Tak Berhenti Kerek Suku Bunga

Bank sentral Amerika, The Fed belum berhenti kerek suku bunga, dengan menaikkan tarif bunga dana federal sebesar 25 basis poin.

Forbes melaporkan, kebijakan The Fed kerek suku bunga mencapai level tertinggi sejak Februari 2001, berdampak pada berbagai aset, termasuk mata uang kripto dan saham yang tidak membayar dividen.

Media finansial tersebut melansir, anggota Federal Open Market Committee (FOMC) telah meningkatkan rentang target untuk tingkat suku bunga acuan ini, yang memiliki dampak lebih luas pada biaya pinjaman, menjadi antara 525 hingga 550 basis poin.

“Menurut data Federal Reserve, nilai tengah dari rentang tersebut telah mencapai nilai tertingginya sejak Februari 2001,” tulis Forbes dalam artikel baru-baru ini.

Lebih lanjut, para pembuat kebijakan yang sangat terlihat ini menyisakan kemungkinan bahwa suku bunga dana federal dapat naik lebih tinggi lagi, dengan menyatakan bahwa Komite akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter.

“Ketika menentukan sejauh mana perketatan kebijakan tambahan yang mungkin diperlukan untuk mengembalikan inflasi ke 2 persen dari waktu ke waktu, Komite akan mempertimbangkan akumulasi ketatnya kebijakan moneter, jangka waktu di mana kebijakan moneter mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan,” demikian dikutip dari catatan komite tersebut.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menekankan selama konferensi pers bahwa meskipun tekanan inflasi telah sedikit mereda dalam beberapa bulan terakhir.

Powell mengatakan, para pemangku kepentingan yang bekerja untuk mengendalikan kenaikan harga ini masih jauh dari tujuan mereka untuk membawa inflasi utama ke tingkat target 2 persen.

Kebijakan ketat moneter yang agresif, bersama dengan penjualan aset, telah berkontribusi pada tekanan naik pada biaya pinjaman, berpotensi memengaruhi hasil dan insentif investor.

Perkembangan ini dapat menciptakan tantangan bagi mata uang kripto dan saham yang tidak memiliki arus pendapatan reguler, karena para investor mungkin mencari hasil yang lebih tinggi dari instrumen keuangan yang menawarkan pembayaran bunga.

Ketika Komite terus menilai kondisi ekonomi, implikasi dari kenaikan suku bunga ini pada kebijakan moneter masa depan tetap menjadi subjek analisis berkelanjutan. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait