Beragam negara mulai menjajaki uang digital bank sentral (CBDC). Kendati sebagian besar negara-negara masih jauh dari penerapan nyata, bank sentral di Asia, Afrika dan Kepulauan Karibia sudah menjadi pionir.
Uang Digital dari Bank Sentral
Delapan negara telah meluncurkan CBDC, termasuk Kepulauan Bahama dengan Sand Dollar, lima negara di Kepulauan Karibia, Kamboja dengan CBDC berfokus remitansi serta Nigeria dengan e-Naira yang diterbitkan bulan lalu.
Semua CBDC yang diluncurkan dikembangkan untuk tujuan ritel, yaitu disimpan dan ditukarkan antara individu dan bisnis. CBDC grosir yang dirancang untuk transaksi antar lembaga belum diluncurkan resmi kendati dikembangkan dengan pesat.
Sejumlah negara lain memulai proyek rintisan CBDC melalui kemitraan antara bank sentral, bank komersial serta konsultan IT. Proyek terkait CBDC grosir antar-negara termasuk yang paling canggih.
Yuan digital Tiongkok adalah proyek rintisan terdepan dengan lebih dari 70 juta transaksi sudah dilakukan. Kepala Institut Uang Digital Bank Sentral Tiongkok berkata jumlah rekening yuan digital telah mencapai 140 juta, sedangkan rekening korporasi mencapai 10 juta.
Swedia, Ukraina, Uruguay dan negara-negara lain turut mengembangkan proyek rintisan. Kendati rintisan tersebut sukses, uji coba itu dilakukan dalam skala kecil tanpa keterlibatan bank komersial yang berperan penting bila CBDC sepenuhnya dijalankan.
70 persen CBDC grosir telah menjalankan proyek rintisan. CBDC jenis ini utamanya terjadi di negara-negara ekonomi maju dan antar batas benua.
Proyek Jasper-Ubin yang diusung bank sentral Kanada serta Otoritas Keuangan Singapura (MAS) sukses mengkaitkan jaringan pembayaran kedua bank tersebut. Bank sentral Inggris, Perancis dan Afrika Selatan termasuk pihak yang menguji coba CBDC grosir.
Bank-bank sentral yang belum yakin soal CBDC masih menganalisa manfaat dan resikonya. Di AS, pertimbangan politis dan teknologi masih berperan besar dalam perdebatan ini.
Kedua Federal Reserve, Jerome Powell berkata lebih baik lambat tetapi benar dalam penerapan CBDC. The Fed berencana merilis laporan dolar digital yang akan menjawab tantangan dalam penerbitan CDBC.
Bank Sentral Eropa (ECB) meluncurkan tahap pengkajian euro digital pada bulan Juli lalu. Bank sentral Jepang, Inggris dan negara-negara ekonomi maju lain telah mengumumkan langkah serupa.
CBDC memiliki beragam manfaat, diantaranya transaksi lebih hemat, waktu penyelesaian cepat serta perbaikan dalam metode pembayaran bagi milyaran pengguna. Kendati CBDC nyata masih jauh di masa depan, riset berkembang dengan cepat. [blog.chainalysis.com/ed]