Ethereum baru saja mencapai tonggak sejarah dengan meningkatkan gas limit untuk pertama kalinya sejak beralih ke mekanisme konsensus blockchain Proof-of-Stake (PoS). Langkah ini memungkinkan lebih banyak transaksi dalam satu blok tanpa perlu melakukan hard fork, membawa kemajuan signifikan dalam skalabilitas jaringan.
Apa itu Gas Limit dan Mengapa Penting?
Gas limit adalah batas maksimum usaha komputasi yang dapat digunakan untuk mengeksekusi transaksi atau smart contract dalam satu blok di jaringan Ethereum, yang bertujuan untuk mencegah penggunaan sumber daya yang berlebihan.
Pada 4 Februari 2025, data terbaru dari platform Gaslimit.pics menunjukkan bahwa gas limit Ethereum telah meningkat menjadi lebih dari 31 juta unit gas, setelah sebelumnya berada di angka 30 juta unit gas. Ada juga rencana peningkatan lebih lanjut hingga 36 juta unit gas di masa depan.
Peningkatan gas fee ini menjadi berita baik bagi ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) karena dapat memungkinkan Ethereum memproses lebih banyak transaksi per blok, yang pada gilirannya meningkatkan kapasitas throughput jaringan.
Namun, peningkatan gas limit ini membawa tantangan tersendiri. Peneliti Ethereum Foundation, Toni Wahrstätter, memperingatkan dalam sebuah postingan di Ethereum Research pada 9 Desember 2024, bahwa peningkatan gas limit dapat menyebabkan ketidakstabilan jaringan.
“Meningkatkan gas fee menjadi 60 juta, seperti yang diusulkan oleh beberapa anggota komunitas, akan menghasilkan block yang melebihi batas gossip ini—yang mengarah pada block yang terlewat dan ketidakstabilan jaringan secara keseluruhan,” jelasnya.
Selain itu, mantan direktur operasional untuk perusahaan teknologi blockchain Consensys, Evan Van Ness, mengatakan melalui bahwa ini akan menjadi peningkatan gas fee pertama di bawah sistem Proof-of-Stake setelah upgrade Merge pada September 2022.
“Karena Proof-of-Stake (PoS) jauh lebih terdesentralisasi dibandingkan teknologi usang seperti PoW, maka diperlukan waktu lebih lama untuk koordinasi,” tulis Evan.
Keputusan untuk meningkatkan gas limit ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Perubahan ini hanya dapat diterapkan setelah lebih dari 50 persen validator Ethereum menyatakan dukungan mereka, yang menunjukkan bahwa validator sudah siap dengan konsekuensinya.
Masa Depan Ethereum yang Lebih Baik
Peningkatan ini tampaknya telah didukung oleh beberapa node validator ternama, seperti Blockspace, Nethermind, Consensys Codefi, dan Chainsafe. Peningkatan gas limit ini merupakan bagian dari upaya Ethereum untuk meningkatkan skalabilitas jaringannya.
Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, juga mengapresiasi pengurangan gas fee melalui berbagai inovasi yang sedang dikerjakan untuk meningkatkan efisiensi jaringan, sambil memperkenalkan pengembangan-pengembangan baru lainnya.
“Apresiasi besar untuk semua pengembang yang sedang mengerjakan EIP-4444 (history expiry), statelessness, pembaruan efisiensi klien, dan fitur lainnya yang akan membuat batas gas L1 yang lebih tinggi ramah terhadap desentralisasi,” tulis Buterin, Selasa (04/02/2025).
Selain itu, Pectra upgrade yang dijadwalkan pada Maret mendatang diharapkan akan menggandakan blob target dari tiga menjadi enam, meningkatkan kapasitas Layer-2.
Vitalik juga mengusulkan agar penyesuaian blob target dilakukan berdasarkan pemungutan suara staker, sehingga dapat ditingkatkan secara fleksibel tanpa harus menunggu hard fork yang memakan waktu lama.
Dengan peningkatan gas limit dan inovasi yang terus berkembang, Ethereum semakin memperkuat posisinya sebagai blockchain terdepan yang mendukung berbagai aplikasi berbasis smart contract.
Langkah ini hanyalah awal dari perjalanan panjang menuju skalabilitas yang lebih baik, efisiensi yang lebih tinggi, dan pengalaman pengguna yang lebih optimal. [dp]