Waspada Aksi Jual Bitcoin Jika Harga BTC Masuk US$18 Ribu

Data inflasi AS dan rapat bank sentral akan hadir di pekan ini, sangat dinantikan oleh investor sembari mewaspadai adanya aksi jual Bitcoin (BTC).

Meski harga Bitcoin cenderung bergerak ke Utara sejak akhir November, tetapi investor masih mewaspadai dominasi bearish utama karena sentimen global masih belum sepenuhnya baik-baik saja untuk mendukung selera risiko yang lebih kuat untuk kripto.

Berpegang dengan faktor makro, pasar kripto masih dalam posisi harap-harap cemas, karena bagaimana sentimen dari AS nanti akan mempengaruhi tren pasar kripto dalam beberapa minggu ke depan.

Waspadai Aksi Jual Bitcoin 

Berdasarkan laporan Market Watch, harga Bitcoin hanya bergerak perlahan saja, di mana investor menantikan data inflasi AS dan potensi kenaikan suku bunga di pekan ini.

Sejak hari Jumat kemarin (9/12/2022), harga BTC cenderung turun, mendekati level US$17.000, tanda pasar mengantisipasi kemungkinan terburuk bagi pasar kripto.

Sebelumnya, harga Bitcoin sempat berada di atas US$20.000 sebelum skandal FTX bergulir, yang membawa gelombang jual besar di pasar kripto karena kekhawatiran investor. Krisis kepercayaan menjadi faktor utama.

Data CPI AS, yang menjadi dasar data inflasi, akan dirilis hari Selasa besok (12/12/2022), di mana para ekonom memperkirakan angka di atas 6 persen. Ini lebih lambat dari sebelumnya, tetapi tetap tinggi.

Setelah itu, rapat bank sentral akan dilangsungkan, di mana pengamat memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp), naik ke kisaran 4,25 sampai 4,5 persen.

Jika itu terjadi, Bitcoin dan pasar kripto bisa mengalami aksi jual tambahan, menandakan belum akan berakhirnya pasar bearish untuk sisa tahun 2022 ini.

“Bitcoin tampaknya terjebak di sekitar area US$17.000 dan itu dapat berlanjut hingga keputusan FOMC minggu ini,” tulis Edward Moya, Analis Pasar Senior di Oanda.

Moya menggarisbawahi bahwa, jika Wall Street yakin The Fed akan menaikan suku bunga setelah kenaikan suku bunga Februari, harga Bitcoin kemungkinan akan melesat ke US$18.000.

Namun, jika bank sentral AS mengisyaratkan akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut di tahun 2023, maka aksi jual Bitcoin tak akan terelakkan.

Menurut Moya, sejak dampak dari skandal FTX, investor sudah lebih siap untuk menghadapi berita buruk jangka pendek.

“Menariknya, kita dapat melihat bahwa volatilitas [pasar kripto] tersirat telah jatuh setelah lonjakan dramatis pada awal November pasca kekacauan yang disebabkan oleh FTX,” tulis Sean Farrell, Kepala Strategi Aset Digital di Fundstrat. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait