Waspada! Harga Bitcoin Terancam Ambrol ke US$13.900

Setelah harga Bitcoin terjerembab hingga US$20.900 ribu pada Selasa (26/7/2022) malam dan gagal bertahan di atas MA200 pada time frame mingguan, harga kripto itu diprediksi terancam ambrol ke US$13.900.

Harga Bitcoin telah turun lebih dari 4 persen selama 24 jam terakhir menjadi di bawah US$21.000. Kripto berkapitalisasi pasar terbesar itu telah gagal untuk mengkonsolidasikan keuntungan dari reli baru-baru ini di atas US$24.000 minggu lalu.

“Bitcoin sempat naik di atas rata-rata pergerakan 50 hari pada minggu lalu sebelum turun saat ini sebagai reaksi terhadap kondisi overbought jangka pendek,” ujar Katie Stockton dari Fairlead Strategies, dilansir dari MarketWatch.com.

Ia menekankan, tren utama Bitcoin kini lebih rendah, mencatat rata-rata pergerakan 200 hari ke bawah dengan momentum jangka panjang yang negatif terus tumbuh.

Stockton mencatat, secara teknis Bitcoin terlihat overbought dalam jangka pendek dan berisiko menguji dukungan utama, tetapi kemungkinan akan terus menemukan dukungan jangka panjang dalam kisaran harga US$18.300 hingga US$19.500.

“Jika harga itu terlampaui, harga bisa merosot hingga US$13.900,” ujarnya.

Di luar Bitcoin, Ether, juga sama lemahnya, termasuk Solana yang turun 8 persen dan Cardano 5 persenlebih rendah. Sedangkan Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) masing-masing kehilangan 4 persen dan 7 persen.

Pasar kripto secara teoritis selaras dengan pasar saham, yang terdampak oleh dinamika kebijakan The Fed yang berpengaruh pada kekuatan dolar AS.

Pekan ini mungkin adalah pekan yang sangat bergejolak bagi Bitcoi dan kripto lain, menjelang pengumuman hasil rapat The Fed pada Rabu (27/7/2022). The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin untuk melawan inflasi. Ini yang berpotensi meningkatkan nilai dolar lagi dan membuat pasar saham dan pasar kripto kian terpuruk.

Di tengah-tengah sentimen negatif ini, kabar tak enak menghampiri bursa kripto besar asal AS, yakni Coinbase. Komisi Sekuritas dan Perdagangan (SEC) menggugat Coinbase karena memperdagangkan kripto yang tergolong sekuritas.

Namun angin segar tipis masih tersedia, setidaknya berdasarkan data dari Coinshares. Mereka menyebutkan aliran dana ke pasar kripto lewat produk investasi non-spot sekitar US$343 juta. Itu mewakili aliran masuk satu minggu terbesar sejak November 2021, ketika Bitcoin berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

Jika dibandingkan sebelumnya, hanya US$206 juta, tertinggi sejak Mei 2022, ketika Bitcoin diperdagangkan sekitar US$40.000. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait