Dunia kripto memang tidak pernah sepi kejutan. Komunitas baru saja dikejutkan oleh pergerakan dari seorang whale Bitcoin yang telah “tertidur” selama lebih dari satu dekade. Momen seperti ini jarang terjadi—dan ketika terjadi, biasanya membawa banyak spekulasi liar.
Salah satu hal yang menarik perhatian adalah waktu dan skala transaksi tersebut. Ketika sebagian besar investor jangka panjang (HODLer) mempertahankan asetnya, whale BTC yang satu ini tiba-tiba memindahkan aset bernilai miliaran dolar. Lantas, apa arti dari langkah ini?
Bangkitnya Whale Bitcoin Setelah 14 Tahun Tertidur
Perusahaan intelijen blockchain Arkham mengonfirmasi pada Kamis lalu, sekitar US$8,6 miliar dalam bentuk Bitcoin dipindahkan untuk pertama kalinya setelah 14 tahun tidak aktif. Aset tersebut berasal dari delapan dompet yang aktif pada tahun 2011.
Lalu, dalam unggahan lanjutan di X pada Minggu (06/07), Arkham menyatakan tidak ada tanda bahwa whale Bitcoin tersebut tidak berniat menjual asetnya. Sebaliknya, langkah ini kemungkinan besar hanya pembaruan alamat dompet ke format yang lebih aman dan efisien.
“Transfer senilai US$8 miliar kemarin kemungkinan terkait dengan pembaruan alamat, yaitu pemindahan dari alamat tipe 1- (legacy) ke bc1q- (SegWit). Tidak ada indikasi bahwa whale BTC ini sedang menjual asetnya,” tulisnya.
Semua dana kini disimpan di delapan dompet baru, dan belum ada aktivitas penjualan sejak dipindahkan. Ini menjadi indikasi kuat bahwa whale Bitcoin tersebut tidak terburu-buru untuk menjual atau melepas kepemilikan, melainkan hanya mengatur ulang infrastruktur penyimpanan mereka.
Saat Pasar Mulai Berspekulasi
Meski Arkham menyebut transfer tersebut sebagai pembaruan wallet crypto, pandangan berbeda disampaikan oleh 10x Research. Dalam analisis yang diunggah di X pada Sabtu (05/07), mereka menilai bahwa whale Bitcoin tersebut mulai melepas asetnya secara bertahap.
“Analisis kami, yang selama ini selangkah lebih maju dan telah dikutip oleh sejumlah media, sejak lama menyarankan bahwa para pemegang awal secara bertahap mulai melepas kepemilikan mereka untuk memenuhi permintaan dari ETF dan kas perusahaan,” tulis mereka.
Sinyal serupa juga datang dari PlanB, analis dan pencipta model Stock-to-Flow (S2F). Ia mengaku telah mengalihkan seluruh BTC miliknya ke dalam bentuk ETF pada Februari lalu. Menurutnya, tidak lagi harus repot mengelola private key memberinya ketenangan, dan pendekatan institusional dinilai lebih praktis.
Namun, ada pula kekhawatiran dari pihak lain. Conor Grogan, kepala produk di Coinbase, melalui unggahan pada hari yang sama, menyebut bahwa perpindahan yang dilakukan oleh whale BTC tersebut mungkin disebabkan oleh peretasan.
“Ada kemungkinan kecil bahwa Bitcoin yang bernilai lebih dari US$8 miliar yang baru saja aktif kembali merupakan hasil peretasan atau kompromi kunci privat,” ungkapnya.
Hingga kini belum ada bukti yang menguatkan skenario tersebut. Meski demikian, spekulasi ini cukup untuk membuat sebagian pelaku pasar tetap waspada terhadap kemungkinan risiko yang lebih besar di balik pergerakan besar tersebut.
Whale BTC Bergerak, Komunitas Tak Gentar
Meski memicu berbagai spekulasi, transfer oleh whale Bitcoin era 2011 ini tidak mengguncang pasar. Tidak ada tanda-tanda panic selling atau gejolak harga yang ekstrem. Harga Bitcoin justru tetap stabil di kisaran US$108.000 hingga US$109.000, menunjukkan bahwa komunitas kini jauh lebih dewasa dalam merespons pergerakan besar.
Stabilnya respons pasar mengindikasikan bahwa pelaku industri memahami konteks teknis di balik perpindahan aset. Banyak yang menilai ini bukan sinyal likuidasi, melainkan bagian dari adaptasi seperti pembaruan dompet kripto dan integrasi sistem yang lebih aman.
Lebih dari sekadar perpindahan dana, peristiwa ini mencerminkan perubahan lanskap kripto—dari dominasi pengguna awal menuju peran yang semakin besar dari infrastruktur institusional. Mulai dari kehadiran ETF, peningkatan keamanan, hingga pergeseran pola pikir investor terhadap tata kelola aset digital. [dp]