Worldcoin Lanjut Kendati Ditentang di Banyak Negara

Worldcoin, proyek kripto besutan CEO OpenAI, Sam Altman, telah menghadapi pengawasan yang ketat secara global karena badan regulator menyuarakan kekhawatiran terkait penanganan informasi pribadi dan data biometrik perusahaan.

Meskipun memiliki pendekatan inovatif dan misi yang ambisius, klaim Worldcoin tentang menjaga privasi tengah diuji oleh berbagai hambatan hukum.

Pada inti visi Worldcoin terdapat penciptaan paspor digital yang dikenal sebagai World ID, yang bertujuan untuk membedakan antara manusia dan entitas kecerdasan buatan (AI).

Konsep inovatif ini sejalan dengan tujuan lebih luas untuk membangun pendapatan dasar universal yang didanai oleh kecerdasan buatan, seperti yang diuraikan oleh Altman dan rekan pendiri Alex Blania dalam sebuah surat terbuka.

Namun, perjalanan proyek ini ditandai oleh tantangan peraturan dan kontroversi.

Worldcoin Ditentang Banyak Negara 

Blockwork melaporkan bahwa, penduduk AS saat ini menghadapi batasan yang mencegah mereka untuk membeli atau melakukan perdagangan token asli Worldcoin, WLD.

Hambatan ini menyoroti kompleksitas dalam menjalani lanskap kriptokurensi dalam kerangka kerja hukum yang ada.

Di seberang Laut Atlantik, regulator Eropa juga memantau kegiatan Worldcoin dengan seksama. Otoritas perlindungan data Jerman memulai investigasi terhadap proyek ini pada November 2022.

Di Prancis, kekhawatiran muncul segera setelah peluncuran proyek ini, dengan mempertanyakan legalitas pengumpulan data biometrik dengan cara ini.

Pengembangan terbaru terjadi di Nairobi, Kenya, di mana laporan lokal mengindikasikan bahwa polisi merazia gudang Worldcoin.

Insiden ini terjadi tidak lama setelah pengumuman Blania di X (sebelumnya Twitter) bahwa perusahaan tersebut telah sementara menghentikan verifikasi World ID di negara tersebut.

““World ID dibangun untuk privasi… Kami berharap dapat melanjutkan operasi, sambil melanjutkan peluncuran global,” ujar Blania.

Interaksi Worldcoin dengan Kantor Perlindungan Data Kenya bermula sejak April 2022, sebagaimana dikonfirmasi oleh pihak yang akrab dengan masalah tersebut.

Dalam upaya untuk mengatasi kekhawatiran, perusahaan tersebut menulis surat kepada kantor tersebut, menegaskan bahwa data pribadi dan biometrik pengguna tidak akan pernah dijual.

Diketahui, Mitra Operator dibandingkan dengan agen pemasaran dan tidak diizinkan untuk mengakses atau memproses data sensitif pengguna selama proses pendaftaran Orb.

Inti dari proses verifikasi identitas Worldcoin adalah pindai Orb, yang melibatkan pemindaian iris untuk memastikan identitas manusia.

Pengguna diberi tiga opsi persetujuan, yakni tidak setuju (tidak akan ada pemindaian yang selesai), setuju untuk pemindaian Orb namun tidak menyimpan data (memastikan data gambar tidak disimpan atau ditransfer), serta setuju untuk pemindaian Orb dan penyimpanan data.

Memilih opsi ketiga berarti memberikan persetujuan untuk penyimpanan data dan pengiriman ke tim yang ditunjuk di Uni Eropa dan AS.

Menanggapi kekhawatiran yang semakin bertambah, Worldcoin Foundation mengeluarkan pernyataan yang menekankan komitmennya untuk berkoordinasi dengan badan regulator.

Foundation ini bertujuan untuk mengatasi permintaan informasi tambahan mengenai praktik privasi dan perlindungan data.

Tujuan utamanya tetap untuk memastikan bahwa proyek Worldcoin beroperasi sesuai dengan persyaratan regulasi sambil memberikan layanan yang aman, transparan dan andal bagi partisipan manusia yang terverifikasi. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait