4 Indikator Terbaru yang Bisa Mempengaruhi Harga Bitcoin

BTC kembali menjadi sorotan pada pekan ini setelah menembus US$100.000. Pencapaian ini memicu optimisme di kalangan investor dan trader, sekaligus menimbulkan pertanyaan besar: apakah harga Bitcoin akan terus naik atau justru turun?

Untuk menjawabnya, mari kita telaah empat indikator teknis yang saat ini menjadi perhatian utama pasar kripto. Setiap indikator ini memberikan petunjuk penting tentang arah pergerakan harga BTC selanjutnya.

1. Akumulasi Agresif oleh Investor Besar

Menurut laporan dari Santiment, kelompok whale dan shark—yaitu wallet yang memegang antara 10 hingga 10.000 BTC—telah menambah 83.105 BTC dalam sebulan terakhir. Ini merupakan sinyal bahwa para investor besar sedang mempersiapkan diri untuk fase kenaikan.

Sebaliknya, wallet kecil dengan saldo kurang dari 0,1 BTC justru menjual sekitar 387 BTC di periode yang sama. Ini menunjukkan bahwa investor ritel cenderung mengambil keuntungan, dengan asumsi bahwa harga BTC mungkin sudah mendekati puncaknya.

Akumulasi Investor Besar Dorong Kenaikan Harga BTC - Santiment
Akumulasi Investor Besar Dorong Kenaikan Harga BTC – Santiment

Namun, perbedaan perilaku antara whale dan investor ritel justru bisa menjadi katalis positif utama bagi pergerakan harga Bitcoin dan mereka menjelaskan bahwa harganya berpotensi menembus ATH baru dalam waktu dekat.

“Akumulasi agresif dari dompet-dompet besar ini, kemungkinan hanya tinggal menunggu waktu hingga harga BTC menembus level tertinggi sepanjang masa di US$110.000, terutama setelah jeda tarif antara AS dan China,” tulis mereka di X, Selasa (13/05/2025).

2. Ketegangan Antara Pembeli Baru dan Profit-Taker

Indikator lain yang patut dicermati datang dari Glassnode, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan di antara pelaku pasar. Fokus utama kali ini adalah pada indikator RSI, yang menjadi salah satu alat ukur populer untuk menilai kekuatan tren harga BTC.

Menariknya, RSI untuk pembeli baru (first-time buyers) tercatat bertahan di level 100 sepanjang minggu ini—angka yang mencerminkan tingkat optimisme ekstrem dan minat beli yang sangat tinggi dari investor baru.

Namun, di sisi lain, data memperlihatkan bahwa Momentum Buyers justru berada di ujung spektrum yang berlawanan, menandakan adanya kelelahan beli di pasar dan berisiko mengalami konsolidasi.

Momentum Buyers tetap lemah (RSI sekitar 11), dan jumlah profit-taker terus meningkat. Jika arus dana baru melambat, kurangnya kelanjutan aksi beli dapat menyebabkan fase konsolidasi,” jelas analis Glassnode, Senin (12/05/2025).

Bitcoin Supply Mapping - Glassnode
Bitcoin Supply Mapping – Glassnode

Dalam kondisi ini, harga Bitcoin cenderung bergerak stagnan atau bahkan mengalami koreksi ringan. Artinya, permintaan tinggi dari investor baru saja tidak cukup—harga BTC hanya akan terus naik jika didukung oleh volume yang kuat dan partisipasi pasar yang luas.

3. US$100.000 Jadi Penentu Arah Kenaikan Harga BTC

Selanjutnya, ada indikator penting yang diungkapkan oleh Coinbureau, yang menjelaskan bahwa harga Bitcoin di level US$100.000 bukan sekadar angka —melainkan batas psikologis dan teknis yang penting. Jika gagal bertahan, potensi likuidasi besar dapat terjadi.

“US$100.000 adalah level kunci yang harus dipertahankan! Jatuh di bawah level tersebut berisiko memicu likuidasi posisi long sebesar US$2,4 miliar secara kumulatif. Para bullish harus mempertahankan garis ini,” tegasnya di X, Selasa (13/05/2025).

Level Kuncing Harga Bitcoin - Coinbureau
Level Kuncing Harga Bitcoin – Coinbureau

Likuidasi dalam jumlah besar dapat memicu penurunan harga BTC secara drastis dalam waktu singkat, mengingat efek domino dari margin call dan panic sell. Oleh karena itu, mempertahankan level ini menjadi “garis pertahanan terakhir” bagi pasar.

Dengan kata lain, setiap kali harga BTC mendekati atau turun sedikit di bawah US$100.000, tekanan beli dari para investor yang ingin melindungi posisi mereka kemungkinan akan meningkat, menjadikan level ini sangat krusial.

4. Sinyal Tren Naik Masih Terus Berlanjut

Salah satu indikator teknikal penting yang sering dianggap sebagai “kompas pasar” adalah realized price, yaitu harga rata-rata yang menunjukkan titik penting di mana investor membeli Bitcoin.

Menurut Crypto Dan, analis ternama dari CryptoQuant, indikator tersebut saat ini menunjukkan tren kenaikan yang stabil dan menjadi sinyal bahwa pasar kripto masih berada dalam fase akumulasi.

“Harga yang direalisasikan (realized price) terus naik, yang menunjukkan bahwa pasar kripto masih berada dalam tren naik,” jelas Crypto Dan pada analisisnya, Senin (12/05/2025).

Tren Kenaikan Harga Bitcoin Masih Bertahan - Crypto Dan
Tren Kenaikan Harga Bitcoin Masih Bertahan – Crypto Dan

Kenaikan pada realized price menandakan bahwa semakin banyak investor, termasuk institusi besar yang berinvestasi melalui instrumen seperti BTC ETF, membelinya pada harga yang lebih tinggi.

Hal ini semakin memperkuat anggapan bahwa sentimen pasar terhadap pergerakan harga Bitcoin dalam jangka menengah hingga panjang tetap positif. Selama realized price meningkat dan belum menunjukkan pembalikan, probabilitas terjadinya penurunan tergolong rendah.

Itulah beberapa indikator penting yang patut dicermati. Dengan memahami indikator-indikator ini secara menyeluruh, investor dan trader dapat mengambil keputusan yang lebih rasional di tengah euforia pasar kripto. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait