Glassnode menyebutkan beberapa alasan percepatan bull market Bitcoin dapat segera terjadi, sekaligus menjadi penanda potensi puncak harga BTC di 2025.
Harga Bitcoin terus menunjukkan pergerakan yang menarik dalam siklus pasar saat ini. Berdasarkan analisis terbaru dari Glassnode, ada indikasi bahwa percepatan bull market Bitcoin dapat segera terjadi, dengan puncak harga yang kemungkinan besar akan tercapai pada tahun 2025 sebelum akhirnya mengalami koreksi besar.
“Pasar bullish saat ini menunjukkan beberapa kesamaan struktural dengan siklus 2015–2018. Kami menggali ide ini dari perspektif kecenderungan koreksi, kinerja harga, dan perubahan dalam Realized Cap. Kami juga membahas kesalahpahaman mengenai saldo BTC di crypto exchange, yang membantu memberikan gambaran mengenai jumlah unit BTC yang berada di bawah pengelolaan entitas besar ini,” sebut Glassnode dalam analisis itu.
Berikut adalah lima alasan utama yang mendukung skenario ini, yang Redaksi sarikan berdasarkan pemaparan rinci dari Glassnode.
1. Siklus Pertumbuhan Bitcoin yang Semakin Matang
Bitcoin mengalami pertumbuhan yang lebih terkendali dalam setiap siklusnya (terkait Halving), tetapi khusus pola penurunannya terlihat masih mirip dengan periode 2015–2017. Dalam siklus tersebut, terjadi percepatan harga di fase akhir bull market sebelum mencapai puncaknya. Glassnode berpendapat, jika pola ini berulang, kita bisa melihat momentum kuat yang mendorong harga Bitcoin ke level tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan, mempercepat bull market Bitcoin.
2. Realized Cap Masih Jauh dari Puncak
Realized Cap, yang mencerminkan total nilai Bitcoin berdasarkan harga terakhir yang dibayarkan oleh investor, saat ini baru tumbuh 2,1 kali lipat dibandingkan siklus sebelumnya yang mencapai 5,7 kali. Ini menunjukkan bahwa fase euforia belum sepenuhnya terjadi, dan masih ada ruang besar bagi ekspansi lebih lanjut jika permintaan terus meningkat. Hal ini bisa menjadi pendorong utama percepatan bull market Bitcoin.
3. Perpindahan Pasokan Bitcoin ke ETF dan Institusi
Saldo Bitcoin di bursa terus mengalami penurunan, tetapi bukan karena investor individu menarik aset mereka untuk disimpan di dompet pribadi. Sebaliknya, ada pergeseran besar ke dompet ETF yang dikelola oleh institusi seperti Coinbase. Ini menunjukkan bahwa permintaan dari investor institusional meningkat, yang berpotensi mendorong harga lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan dan semakin mempercepat bull market Bitcoin.
4. Rotasi Modal dari Pemegang Jangka Panjang ke Pembeli Baru
Sejak Desember 2023, sekitar 1,2 juta BTC telah berpindah tangan dari pemegang jangka panjang (long-term holders) ke pembeli baru. Dalam siklus bull market sebelumnya, pola ini menandakan meningkatnya partisipasi ritel dan institusi baru, yang sering kali mempercepat kenaikan harga sebelum mencapai puncaknya. Jika tren ini berlanjut, Bitcoin bisa mengalami lonjakan harga signifikan sebelum akhir 2025, yang sejalan dengan percepatan bull market Bitcoin.
5. Struktur Pasar yang Berubah dengan Dominasi ETF
Persetujuan Bitcoin Spot ETF pada awal 2024 mengubah dinamika pasar. Dengan banyaknya dana investasi yang menggunakan Coinbase sebagai kustodian utama, terjadi pergeseran likuiditas ke instrumen keuangan institusional. Jika permintaan dari ETF terus meningkat, tekanan beli yang konsisten bisa mendorong Bitcoin ke level tertinggi baru lebih cepat dari yang diperkirakan, yang menjadi faktor utama dalam percepatan bull market Bitcoin.
Percepatan bull market Bitcoin bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan, dengan puncak harga yang mungkin tercapai pada 2025 sebelum akhirnya mengalami koreksi dalam.
“Posisi siklus 2023-2025 saat ini, relatif terhadap titik terendah yang tercatat pada akhir 2022, sejalan dengan kemungkinan transisi menuju fase euforia kedua. Kedua siklus sebelumnya telah melihat percepatan yang signifikan dalam kinerja harga pada periode ini, yang didorong oleh masuknya perhatian baru dan permintaan terhadap aset tersebut,” sebut Glassnode.
Dengan pola siklus yang masih berulang, ekspansi Realized Cap yang masih jauh dari puncaknya, pergeseran pasokan ke ETF, rotasi modal yang mendukung kenaikan harga, serta perubahan struktur pasar yang lebih didominasi oleh institusi, Bitcoin berpotensi mencetak rekor baru dalam waktu dekat. Namun, investor tetap perlu waspada terhadap potensi koreksi besar setelah puncak tercapai, seperti yang terjadi di siklus sebelumnya.
Lantas Kapan BTC Berpuncak Sebelum Koreksi Besar?
Dalam sebuah titik, berdasarkan argumen dari Glassnode bahwa secara struktural pola pasar ini seperti periode 2015-2018 terkait halving, maka kita bisa melihat pola dari siklus tersebut untuk memprediksi kemungkinan puncak harga pada siklus mendatang.
Pada siklus 2015-2018, harga Bitcoin mulai mengalami percepatan yang signifikan setelah halving, yang terjadi pada Juli 2016. Puncak harga terjadi pada Desember 2017, sekitar 18 bulan setelah halving.
Dengan halving berikutnya terjadi pada April 2024, maka berdasarkan pola yang ada, puncak harga Bitcoin bisa terjadi sekitar akhir 2025 atau awal 2026, dengan asumsi pola siklus tersebut berulang. Biasanya, ada periode euforia beberapa bulan setelah halving, diikuti dengan penurunan harga atau koreksi. Tafsiran ini mendekati hasil analisis menggunakan indikator Bitcoin Halving Cycle Profit, di mana puncak siklus diperkirakan dapat terjadi pada Oktober 2025.
Namun, perlu diingat bahwa prediksi semacam ini bersifat spekulatif dan bergantung pada banyak faktor eksternal yang bisa mempengaruhi pasar, karena peristiwa lampau tak selalu berulang dengan persis sama. [ps]