Ada Coinbase di Balik Pintu

Coinbase Ventures, perusahaan yang terafiliasi dengan bursa aset kripto Coinbase di Amerika Serikat, berinvestasi di bursa aset kripto asal Indonesia, Pintu (PT. Pintu Kemana Saja).

Selain Coinbase ada Pantera Capital, Intudo Ventures, Blockchain.com Ventures, Castle Island Ventures dan Alameda Ventures (terafiliasi dengan FTX.com).

Perusahaan ventura itu banyak berinvestasi di perusahaan lain, terkait teknologi blockchain dan aset kripto.

Mempercepat Langkah 

CEO dan Pendiri Pintu, Jeth Soetoyo mengatakan, investasi dari perusahaan-perusahaan ternama itu akan mempercepat tujuan utama Pintu, yakni mempermudah akses warga Indonesia terhadap aset kripto.

“Pintu didirikan untuk menyelesaikan permasalahan kesulitan berinvestasi aset kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), terutama bagi pemula dan orang awam,” sebut Jeth melalui Telegram, Kamis (7/5/2021).

aset kripto
Jeth Soetoyo CEO dan Pendiri bursa aset kripto Pintu.

Jeth menambahkan, Pintu dirancang sangat unik mudah dalam bentuk aplikasi mobile.

User interface dibuat ramah untuk pengguna. Fitur keamanan juga andal, dilengkapi dengan konten edukasi lengkap.

“Kami memang sengaja merancang aplikasi pintu hanya untuk mobile saja, tidak ada versi web. Pasalnya, warga Indonesia lebih banyak dan lebih sering menggunakan ponsel dalam kesehariannya. Itulah sebabnya tampilan dibuat sangat sederhana,” jelas Jeth.

Adopsi Besar

Menurut Jeth, di masa pandemi COVID-19, adopsi terhadap kripto berkembang pesat seiring dengan peningkatan aktivitas perdagangan pengguna ritel sebagai hasil kerja dari rumah (work-from-home).

“Adopsi oleh perusahaan besar pun dimulai besar-besaran, di antaranya  Tesla, Microstrategy, MassMutual, dan Twitter. Mereka membeli Bitcoin dan menjadikannya menjadi bagian dari neraca keuangan mereka,” sebut Jeth.

Bagi Jeth, itu adalah bukti keunggulan Bitcoin sebagai aset berdaya guna dan langka.

“Itulah yang menunjukkan status Bitcoin sebagai ’emas digital’ generasi baru. Di Indonesia sendiri nilai transaksi kripto mencapai US$10 milyar pada tahun lalu. Sebagian besar nilai itu berkat pengguna ritel. Tentu saja itu berkat kebijakan Pemerintah Indonesia lewat Bappebti,” tegas Jeth lagi. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait