Apa Itu Insider Trading Kripto dan Mengapa Itu Sangat Berbahaya?

Insider trading kripto mulai mencuat dalam laporan dari Wall Street Journal (WSJ), yang tampaknya berasal dari lingkungan bursa kripto, seperti Binance, Coinbase dan FTX.

Terbaru, CEO Binance, Changpeng Zhao, telah menyangkal adanya insider trading kripto di antara pegawainya, terkait kripto Gnosis (GNO) pada saat listing-nya di bursa kripto tersebut.

Pada masa listing, token GNO dibuka dengan harga US$300, yang melesat dengan cepat, kurang dari dua jam, ke US$420, kemudian ambruk dengan kencang setelahnya.

WSJ pun merangkum hasil analisis dari Argus Inc. bahwa ditemukan dompet anonim yang tidak hanya sekali, melakukan aksi beli besar terhadap token yang akan listing di Binance. Begitu pula di Coinbase dan FTX.

Dalam pola yang berulang, dompet tersebut selalu berhasil mendapatkan keuntungan karena memborong token yang akan listing, kemudian menjualnya segera setelah harganya meroket saat hari pertama listing. Ini menjadi bahaya tersendiri bagi para investor.

Lalu, apa sebenarnya insider trading kripto itu dan mengapa itu menjadi sebuah masalah, bahkan dianggap berbahaya?

Apa Itu Insider Trading Kripto?

Insider trading kripto adalah kegiatan transaksi pada suatu aset kripto yang memanfaatkan informasi non-publik (bersifat rahasia), untuk meraup keuntungan karena sudah tahu terlebih dahulu dibandingkan para ritel.

Ini adalah kegiatan yang ilegal, serta melawan norma dan hukum, yang termasuk dalam kecurangan.

Pelaku insider trading kripto bisa dari eksekutif atau pegawai suatu bursa yang akan listing aset kripto, atau teman dan sanak saudara mereka yang diberi informasi “orang dalam” untuk melakukan transaksi pembelian aset kripto.

Mengapa Ini Berbahaya?

Biasanya, transaksi insider trading kripto ini dilakukan dengan jumlah uang yang sangat banyak, dibandingkan transaksi ritel biasa untuk sekadar token yang baru listing.

Ini menjadi semacam skema pump and dump tersendiri karena transaksi besar mereka menggerakan pasar dalam jangka pendek.

Misal, pada token GNO, di awal listing harga melesat karena ritel antusias terhadap token baru, sementara sang insider telah memilikinya dalam jumlah besar sebelum listing.

Saat harga melonjak, insider menjual semua kepemilikannya, menciptakan gelombang jual besar yang diikuti oleh investor ritel yang panik.

Dalam laporan WSJ, ini membuat harga jatuh seketika dan sering terjadi pada token yang baru listing di bursa kripto utama seperti Binance, FTX dan Coinbase.

Investor ritel yang antusias dan membeli di harga yang cukup tinggi tentu akan sangat dirugikan.

Bahkan, meski jarang terjadi, aksi semacam ini bisa saja membawa harga jatuh lebih rendah dari harga sebelum listing. Sebagai contoh, harga token GNO yang jatuh di bawah US$300, karena harga beli dari insider memang lebih rendah dari harga tersebut.

Terlebih, ini masih sulit untuk dicari pelakunya, juga untuk menemukan bukti yang mengarah pada identitas pelaku. Ini sungguh menciptakan keresahan tersendiri di industri kripto. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait