Binance Menerima Titah untuk Melacak Peretasan Rp37,3 Milyar

Bursa kripto utama Binance telah menerima titah dari London untuk melacak peretasan yang mengeksploitasi lab penelitian kecerdasan buatan, Fetch.ai.

Binance dan Peretasan Fetch.ai

Berdasarkan laporan dari Cointelegraph, Sabtu (14/8/2021), Pengadilan Kerajaan di London telah menitahkan Binance untuk mengidentifikasi peretas Fetch.ai.

Bursa ini juga diperkenankan untuk melacak dan menyita aset yang dicuri.

Lab penelitian tersebut mengungkapkan bahwa peretas telah mencuri kripto senilai US$2,6 juta, atau sekitar Rp37,3 milyar dari akun Binance-nya pada 6 Juni.

Peretas diketahui juga telah menjual kembali token dengan harga yang berkurang secara signifikan.

“Kita perlu menghilangkan mitos bahwa aset kripto bersifat anonim.. Kenyataannya adalah dengan aturan dan aplikasi yang tepat, mereka dapat dilacak, ditelusuri, dan dipulihkan,” ujar Syedur Rahman, mitra dari tim hukum Fetch.ai di Rahman Ravelli.

Rahman juga menyatakan bahwa Binance sudah dalam proses melacak individu dan telah membekukan beberapa dana yang terkena dampak.

Namun, bursa yang dipimpin oleh Changpeng Zhao ini membutuhkan bukti dari Fetch.ai bahwa akunnya telah diretas sebelum mengembalikan aset yang dicuri.

“Kami dapat mengonfirmasi bahwa kami membantu Fetch.ai dalam pemulihan aset.. Binance secara rutin membekukan akun yang diidentifikasi memiliki aktivitas mencurigakan yang terjadi sejalan dengan kebijakan keamanan dan komitmen kami untuk memastikan bahwa pengguna dilindungi saat menggunakan platform kami,” ujar juru bicara Binance.

Binance dan Otoritas Inggris

Meski begitu, status Binance masih tetap dalam pengawasan otoritas Inggris.

Ini masih dalam masalah yang sama, perihal ketidakjelasan struktur perusahaan dan kekurangan bursa dalam memenuhi syarat untuk beroperasi dari regulator.

Beberapa bank besar seperti Barclays, HSBC dan Santander pun telah menangguhkan layanan pembayaran untuk klien mereka ke Binance.

Selain itu, Otoritas Perilaku Keuangan Inggris juga telah memerintahkan Binance Markets Limited untuk menghentikan operasi di negeri Ratu Elizabeth tersebut pada bulan Juni.

Terbaru, bursa kripto utama ini dikabarkan telah menghentikan pair perdagangan kripto dengan won Korea (KRW). Ini dilakukan sebagai bagian dari serangkaian perubahan pada operasi mereka di Korea Selatan. [st]

Terkini

Warta Korporat

Terkait