Binance Sangkal Campur Dana Pengguna dengan Dana Perusahaan

Bursa kripto utama Binance telah dituduh campur dana pengguna senilai milyaran dolar AS dengan dana perusahaan pada tahun 2020 dan 2021.

Reuters melaporkan, berdasarkan wawancara dengan tiga sumber anonim, Binance disebut telah menggunakan Silvergate Bank, yang kini sudah bangkrut, untuk mencampur dana pelanggan dan perusahaan hampir setiap hari.

Binance Sangkal Tuduhan 

Stablecoin Binance, Binance USD (BUSD), berada di pusat kontroversi. Laporan tersebut menuduh bahwa BUSD digunakan untuk mengkredit akun pelanggan ketika mereka sebenarnya menyetor dolar AS.

BUSD, yang sebelumnya diterbitkan dan didukung oleh cadangan yang dipegang oleh perusahaan berbasis di New York, Paxos, tidak dicetak sejak SEC AS mengirim Wells Notice, dengan mereka yang berniat untuk mengejar litigasi atas pelanggaran hukum perlindungan investor pada bulan Februari.

Meski ada tuduhan tersebut, bursa tersebut dengan tegas menyangkal melakukan kesalahan. Patrick Hillman, Kepala Komunikasi Binance, menyatakan bahwa detail dalam laporan tersebut adalah palsu.

Juru bicara Binance, Brad Jaffe juga membantah pencampuran deposit pelanggan dan dana perusahaan. Ia menyatakan bahwa akun-akun tersebut digunakan untuk memfasilitasi pembelian kripto oleh pengguna, bukan untuk menerima deposit pengguna.

Jaffe pun menegaskan bahwa tidak ada pencampuran sedikit pun dari dana pengguna dalam prosesnya, itu adalah 100 persen dana dari perusahaan.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa operasi keuangan Binance tidak memiliki kontrol internal untuk memastikan dana pelanggan dapat diidentifikasi dengan jelas dan dipisahkan dari pendapatan perusahaan.

Kurangnya transparansi tersebut berpotensi membahayakan aset klien. Namun, tidak ditemukan bukti bahwa Binance kehilangan atau menyalahgunakan dana yang diduga dicampuradukkan tersebut.

“Pelanggan Binance seharusnya tidak membutuhkan akuntan forensik untuk menemukan di mana uang mereka berada,” ujar mantan Kepala Kantor Penegakan Internet SEC AS, John Reed Stark, dilansir dari Decrypt.

Tuduhan ini muncul di tengah pengawasan regulasi yang lebih luas terhadap operasi bursa kripto tersebut. Saat ini perusahaan sedang menghadapi tuntutan sipil dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) karena diduga menghindari hukum komoditas AS.

Bursa tersebut juga sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman karena diduga melakukan pencucian uang dan pelanggaran sanksi.

Seiring berkembang dan berevolusinya industri kripto, tuduhan ini menekankan pentingnya pengawasan regulasi yang kuat dan transparansi dalam sektor ini.

Belum jelas bagaimana tuduhan ini akan mempengaruhi operasi Binance dan industri kripto secara lebih luas dalam jangka panjang. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait