Bitcoin (BTC) telah memasuki fase yang banyak disebut sebagai supercycle, dan prediksi tentang masa depannya semakin memikat perhatian global.
Max Keiser, analis Bitcoin terkemuka, percaya bahwa World War Bitcoin yang telah lama ia prediksi kini menjadi kenyataan. Sementara itu, Michael Saylor terus memimpin serangan besar-besaran terhadap fiat, dan negara-negara seperti Rusia, Maroko, serta Tiongkok mulai mengakui potensi Bitcoin.
FOMO Bitcoin di Tingkat Negara
Host di Simply Bitcoin, Rustin, mengungkapkan bahwa FOMO (fear of missing out) Bitcoin di tingkat negara sedang meningkat pesat. Dalam videonya, Rustin menyoroti bahwa adopsi Bitcoin tidak lagi terbatas pada individu atau institusi.
Negara-negara kini berlomba-lomba untuk mengadopsi Bitcoin sebagai langkah strategis dalam menghadapi risiko sistem keuangan tradisional.
“Negara-negara seperti Maroko dan Tiongkok telah melegalkan Bitcoin sebagai properti,” ujar Rustin, menambahkan bahwa tren ini bisa memicu dampak besar pada pasar global.
Michael Saylor: BTC adalah Masa Depan
Michael Saylor, CEO MicroStrategy, baru-baru ini memberikan presentasi di Microsoft, menegaskan bahwa BTC adalah aset terbaik untuk melindungi nilai kapital.
“Bitcoin adalah transformasi digital terbesar abad ke-21,” ujar Saylor.
Ia menyoroti bahwa Bitcoin menawarkan alternatif yang lebih unggul dibandingkan aset tradisional seperti emas atau obligasi.
Saylor juga mengungkapkan strategi MicroStrategy yang terus menambah kepemilikan Bitcoin mereka, yang kini mencapai 42.100 BTC dengan total nilai sekitar US$1,5 miliar.
Microsoft Harus Investasi Bitcoin? Ini Jawaban Michael Saylor
Supercycle Bitcoin dan Rekor Baru
Bitcoin baru saja menutup bulan terbaiknya dengan kenaikan harga signifikan sebesar US$26 ribu hanya dalam waktu satu bulan.
Rustin menyebutkan bahwa ini adalah indikasi kuat bahwa Bitcoin sedang memasuki supercycle, di mana kenaikan harga dapat jauh melampaui siklus sebelumnya.
“Ada bukti bahwa kali ini berbeda. Dengan BlackRock, Fidelity, dan institusi besar lainnya yang masuk ke pasar, narasi supercycle semakin menguat,” jelas Rustin.
Hash War dan Dominasi BTC
Max Keiser, analis terkemuka, menekankan bahwa dunia kini memasuki fase Global Hash War, di mana negara-negara bersaing untuk menambang dan menguasai Bitcoin.
“Bitcoin akan mendesentralisasi kekuatan ekonomi dan politik. Tidak hanya bank sentral, bahkan negara-bangsa pun akan kehilangan peran tradisionalnya,” ujar Keiser dalam sebuah interview.
Ia juga mencatat bahwa BTC mulai menggantikan aset tradisional seperti emas, obligasi, dan saham.
Penurunan Stok di Bursa
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin yang tersedia di bursa mencapai titik terendah, yaitu hanya dua juta BTC. Dengan tingkat akumulasi yang dilakukan oleh institusi seperti MicroStrategy, Bitcoin dapat sepenuhnya habis dari bursa dalam 200 hari ke depan.
“Ini adalah momen penting. Jika Anda tidak memperhatikan sekarang, Anda bisa melewatkan salah satu transfer kekayaan terbesar dalam sejarah,” ujar Rusti memperingatkan.
Pemerintah AS Jual Bitcoin, Perusahaan Ini Justru Ambil Peluang!
Dengan dukungan dari institusi besar, pengakuan negara-negara, dan momentum pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya, Bitcoin semakin memperkuat posisinya sebagai aset utama dalam ekonomi global.
Michael Saylor menyatakan bahwa Bitcoin lebih dari sekadar uang digital, melainkan sebuah revolusi finansial global.
Tentunya, pertanyaan yang relevan saat ini bukanlah apakah Bitcoin akan mencapai harga US$800 ribu, melainkan kapan hal itu akan terjadi. [st]