Masih ingat saat membeli Bitcoin dianggap aneh dan berisiko tinggi? Sekarang, ceritanya jauh berbeda. Dalam percakapan di kanal YouTube-nya, Anthony Pompliano menyoroti perubahan besar yang terjadi dalam ekosistem Bitcoin.
Ia menjelaskan bagaimana aset digital ini perlahan menjelma dari pilihan investasi yang dikucilkan menjadi opsi yang dilirik oleh institusi besar dan publik investor. Dari pertemuan tahunan di Las Vegas hingga perusahaan yang memasukkan Bitcoin ke neraca keuangannya, semuanya menunjukkan satu hal, pasar sudah berubah.
Konferensi Bitcoin dan Gelombang Baru Adopsi
Menurut Anthony, lebih dari 30.000 orang menghadiri konferensi Bitcoin tahun ini di Las Vegas. Ini bukan sekadar perayaan aset kripto, melainkan penanda bahwa Bitcoin kini dilihat sebagai sesuatu yang “dewasa.”
“Dulu, hanya orang-orang hardcore Bitcoin yang hadir, sekarang politisi, pebisnis, hingga orang Wall Street pun ikut meramaikan,” jelasnya.
Perubahan ini dianggap sebagai bagian dari pergeseran alami dalam investasi, dari ide kontra-arus menjadi konsensus.
“Lima tahun lalu, banyak yang bilang Bitcoin itu untuk kriminal. Sekarang, semua mulai bilang, Saya juga butuh Bitcoin,” ujar Anthony.
Harga Sebagai Kampanye Pemasaran
Anthony juga mengulas bahwa Bitcoin tidak memiliki tim pemasaran, namun ironisnya, pergerakan harga justru menjadi ‘kampanye’ terbesarnya.
Ketika harga naik, para pemilik koin mulai membicarakannya, media ikut menyorot, lalu institusi menyusul masuk. Siklus itu memperkuat momentum dan memperluas adopsi.
“Harga itu bukan cuma angka, tapi narasi,” ujarnya.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa kenaikan cepat juga bisa menjebak investor baru. Mereka yang masuk saat harga tinggi cenderung panik ketika pasar terkoreksi.
Strategi DJT dan Logika Pembelian Bitcoin dalam Jumlah Besar
Salah satu kabar yang paling menarik perhatian adalah keputusan DJT (entitas bisnis yang dikaitkan dengan Donald Trump) untuk membeli Bitcoin senilai US$2,5 milyar. Anthony melihat ini sebagai langkah rasional dalam memanfaatkan nilai saham yang tinggi untuk mengumpulkan aset jangka panjang yang tangguh.
“Kalau kamu punya aset yang harganya premium di pasar, kewajibanmu adalah gunakan itu untuk meningkatkan nilai lebih lanjut,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari tren yang lebih besar, di mana banyak perusahaan kini berpikir untuk menaruh sebagian dananya di Bitcoin, bukan karena hype, tapi karena performa jangka panjangnya.
“Kalau kamu bisa raih 30 sampai 60 persen pertumbuhan tahunan hanya dengan memegang satu aset, kenapa tidak?”
Meski begitu, Anthony tetap menekankan bahwa dunia Bitcoin tidak bebas risiko. Ia mengibaratkan penggunaan leverage berlebih seperti menyeberangi ladang ranjau.
“Akan ada yang meledak. Kita nggak tahu siapa, tapi kalau pakai utang di aset yang volatil, ya siap-siap saja,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa siklus selalu berulang. Harga naik, orang masuk, lalu pasar koreksi dan banyak yang keluar. Yang bertahan adalah mereka yang benar-benar memahami apa yang mereka beli.
Inflasi dan Cetak Uang: Kembali ke Pola Lama
Diskusi berlanjut ke arah kebijakan makro. Anthony percaya bahwa pemerintah AS sedang bergeser dari wacana pemotongan anggaran ke pencetakan uang untuk mendorong pertumbuhan.
“Kalau politisi bicara soal pertumbuhan ekonomi tapi nggak mau kurangi pengeluaran, artinya mereka akan cetak uang. Dan cetak uang artinya inflasi,” ujar Anthony.
Mengutip ekonom legendaris Milton Friedman, ia berkata, “Inflasi hanya bisa muncul dari satu tempat, yakni Washington DC,” sambil menambahkan bahwa tanda-tanda kembalinya inflasi sudah mulai terlihat.
Di akhir diskusi, Anthony mengingatkan pentingnya memahami prinsip investasi abadi, seperti dollar cost averaging (DCA) dan pemahaman mendalam terhadap aset yang dibeli.
“Kalau kamu nggak bisa jelaskan kenapa beli sesuatu lebih baik daripada saya menjelaskannya, mungkin kamu belum siap,” ujarnya.
Bagi Anthony, keberhasilan bukan tentang jadi Warren Buffett baru, tapi belajar dari tokoh-tokoh besar dan menerapkannya di area yang kita pahami. Dan jika Bitcoin adalah salah satu area itu, maka pahami betul cara kerjanya.
“Harga memang menarik perhatian, tapi yang membuatmu bertahan adalah pemahaman,” ujar Anthony. [st]