Bitcoin Kian Terkenal, Bitcoin Jadi Kedok Kriminal

Bitcoin kian terkenal, khususnya di kalangan generasi Milenial. Namun, karena bernilai tinggi seperti mata uang biasa, dia digunakan sebagai kedok oleh pelaku kriminal.

Tindak kriminimal penipuan adalah yang cukup lazim dengan melakukan phishing untuk mengincar informasi pribadi, usaha pemerasan dan alamat atau platform palsu.

Ada pula penipuan mining, infeksi malware pada komputer, skema piramida dan Ponzi serta Initial Coin Offering (ICO) yang palsu.

Baru-baru ini, ada dua penipuan profil tinggi yang banyak diliput media dan melibatkan nama tokoh-tokoh besar.

Pertama, penipuan berkedok Bitcoin yang terjadi di Twitter pada 15 Juli 2020 silam. Seorang peretas berhasil membobol akun resmi sosok terkenal, termasuk CEO Tesla Elon Musk, investor Warren Buffett, mantan presiden AS Barack Obama dan lainnya. Akun bursa aset kripto seperti Coindesk dan Coinbase juga kena dampaknya.

Setelah akun-akun ini dibobol, sang peretas membuat pengumuman akan menggandakan Bitcoin jika korban mengirim sejumlah Bitcoin ke address Bitcoin tertentu.

Kendati hal ini adalah penipuan model lama yang sudah lazim berseliweran di Internet, sebab berasal dari akun resmi, maka banyak korban yang percaya.

Saking meluasnya peristiwa ini, Twitter menghentikan sementara fitur posting bagi akun-akun resmi.

Sang peretas berhasil membawa kabur US$100 ribu dari korban yang tertipu. Investigasi yang berlangsung menyatakan serangan ini berhasil sebab peretas mendapatkan akses ke perangkat internal Twitter.

Kedua, YouTube juga menjadi platform penipuan berkedok Bitcoin. Sejumlah iklan menampilkan Steve Wozniak, co-founder perusahaan teknologi Apple, melakukan promosi Bitcoin dan akan menggandakan Bitcoin yang dikirim ke address tertentu.

Wozniak mengklaim YouTube tahu tentang iklan palsu yang mencatut namanya ini, tetapi tidak melakukan apa-apa, sehingga ia mengajukan tuntutan hukum.

Penipuan semacam ini tidak hanya merugikan korban, melainkan juga merugikan reputasi dari sosok yang namanya dicatut.

Kedua penipuan tersebut serupa, yaitu mencatut nama tokoh-tokoh besar untuk menipu korban. Demi menghindari penipuan seperti ini, ada sejumlah langkah yang bisa ditempuh.

Untuk melindungi diri dari penipuan, investor harus pandai melihat pertandanya. Tanda-tanda penipuan berkedok Bitcoin termasuk tidak adanya keterangan lengkap, seperti whitepaper, pada platform atau proyek aset kripto. Seharusnya ada keterangan tersebut, dan bila tidak ada maka itu salah satu tanda bahaya.

Selain itu, bila ada jaminan untung sekian persen sehari maka hal itu sudah pasti penipuan. Imbal hasil tersebut mustahil diraih terutama dalam kondisi pasar yang volatil.

Investor juga perlu memeriksa tim di balik platform atau proyek tersebut. Jika tidak ada informasinya, kemungkinan besar proyek itu adalah penipuan.

Kendati demikian, penipuan berkedok Bitcoin semakin canggih. Situs-situs palsu terlihat asli dan otentik, sehingga mudah mengelabui korban.

Investor harus melakukan penelitian mendalam tentang suatu peluang sebelum menaruh uang di dalamnya.

Jika ada peluang yang terlihat terlalu menguntungkan dan tidak masuk akal, itu bisa jadi adalah penipuan. [hackernoon.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait