Bitcoin Meroket Lebih Dari US$10 Ribu, Kali Pertama Sejak 12 Mei 2020

Setelah berkonsolidasi di bawah US$10.000 (Rp144 juta) selama sepuluh hari, harga Bitcoin mengalami penembusan kuat melewati resistensi penting itu pada Selasa (2 Juni 2020) pagi Waktu Indonesia Barat. Inilah kali pertama tercapai sejak 12 Mei 2002 lalu, ketika Bitcoin Halving III dimulai.

Data dari TradingView.com menunjukkan Bitcoin melaju cepat dari US$9.600, ketika menuntaskan sebagian besar sesi perdagangan hari Minggu, ke level tertinggi US$10.429 di bursa aset kripto Bitstamp. US$10.429 adalah harga Bitcoin tertinggi yang diperdagangkan sejak tertinggi Februari 2020 di US$10.500.

Lonjakan terbaru ini membuat banyak pedagang lengah. Selama satu jam lonjakan ini terjadi, posisi short (jual) senilai US$123 juta dilikuidasi pada BitMEX saja, menurut data yang dibagikan oleh Skew.com .

Mempertimbangkan bahwa BitMEX hanya merupakan bagian dari pasar derivatif, nilai kumulatif kontrak yang dilikuidasi kemungkinan membentang hingga ratusan juta.

Satu jam sebelum Bitcoin bergerak melewati US$10.000, Michael Novogratz Pendiri Galaxy Digital menulis bahwa ketika Bitcoin itu bergerak cepat, maka investor lain harus segera “ikut serta”.

Selama dua bulan terakhir, Michael menilai, bahwa stimulus moneter dan fiskal oleh sejumlah bank sentral dan pemerintah adalah penentu bagi kenaikan harga Bitcoin, selain di sisi Bitcoin sendiri, yakni Bitcoin Halving (12 Mei 2020).

Ketika artikel ini ditulis, Bitcoin anjlok cukup signifikan dari US$10.300 (06:37 WIB) menjadi US$10.081 (11:17 WIB), berdasarkan data perdagangan di Binance. [Forbes/red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait