Bitcoin Trader Ini Ramalkan Harga BTC Bisa Lebih dari US$31 Ribu, Kapan?

Meskipun pasar kripto mengalami sideways, sejumlah bitcoin trader optimis meramalkan harga BTC bisa merangsek lebih dari US$31.000.

Seperti diberitakan, harga BTC saat ini terperangkap antara US$30.000 dan US$31.000, di mana Bitcoin kurang memiliki dorongan untuk melanjutkan tren naik minggu sebelumnya atau berbalik turun.

Melansir data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, menunjukkan aksi harga BTC yang enggan meninggalkan rentang perdagangan jangka pendeknya.

BTC/USD annotated chart. Source: Rekt Capital/Twitter

Namun, para BTC trader meyakini bahwa membalikkan level resistensi yang lebih tinggi menjadi dukungan akan terjadi selanjutnya.

“Fraktal Bitcoin tahun 2020 masih berlaku,” tulis trader popular, Jelle dalam pembaruan di Twitter, berargumen bahwa BTC mengulangi breakout akhir 2020-nya.

Sementara itu, pedagang dan analis crypto, Rekt Capital melihat tanda-tanda yang sama-sama menjanjikan pada kerangka waktu bulanan menjelang penutupan kandil bulanan 30 Juni.

“BTC sedang memposisikan diri untuk Penutupan Bulanan di atas level resistensi yang telah menolak harga selama tiga bulan terakhir. Dan sekarang BTC bertahan dengan nyaman di atas level yang sama (hitam),” komentar sang trader merujuk data grafik.

Menanggapi hal tersebut, CryptoCon menggambarkan BTC akan siap untuk meluncur ke zona resistensi.

“Pasar terlihat siap untuk langkah ke atas berikutnya,” tambah MichaĆ«l van de Poppe, pendiri dan CEO perusahaan perdagangan Eight, sebagaimana dikutip Cointelegraph dalam artikel, baru-baru ini.

“Bitcoin terlihat bagus, tetapi altcoin juga bergerak seiring,” timpal van de Poppe.

Sejauh ini, Bitcoin gagal mencapai level US$31.000 pada 29 Juni, sementara para pedagang menunggu keberhasilan para pemain bullish.

Ketua Federal Reserve Amerika Serikat, Jerome Powell dijadwalkan memberikan komentar kedua tentang kebijakan ekonomi, di mana 30 Juni tetap menjadi tanggal rilis kunci.

Angka Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE), alat pengukuran inflasi yang disukai oleh Powell, diprediksi menjadi katalisator volatilitas untuk aset berisiko.

Selain itu, berakhirnya opsi open interest pada 30 Juni juga menjadi pembicaraan, dengan jumlah besar mencapai US$4,7 miliar.

Komentator keuangan Tedtalksmacro menyarankan bahwa pergerakan pasar kripto akan terbatas sampai berakhirnya opsi tersebut. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait