Bos FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) di akun Twitter-nya Kamis (10/11/2022) mengatakan, “Aku apes dua kali” dan dia “meminta maaf”, karena crypto exchange kedua terbesar di dunia ini harus bangkrut.
Sepanjang minggu ini, FTX menjadi buah bibir, khususnya di komunitas kripto global. Binance, yang sebelumnya dikabarkan akan mengakuisisi FTX, memutuskan menarik dari kesepakatan setelah melakukan uji tuntas (due diligence). Akibatnya, harga FTX token hampir kehilangan seluruh nilainya, turun lebih dari 80 persen dalam tempo kurang dari sepekan.
FTX mengalami masalah likuiditas dan tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar penarikan dari para investor.
Semua pihak sudah mengetahui hal ini, namun Bankman-Fried memberikan nuansa baru dengan mengatakan dia tidak mengetahui apa yang terjadi, dikutip dari Vice.
SBF mencatat bencana ini sebagai kelalaian dan mengatakan kejadian ini sebagai pengalaman, yang menjadi pelajaran penting untuk dirinya, bahwa dia memang bernasib sial alias apes. Dia juga menjelaskan situasi ini sangat menyebalkan, dan itu menjadi tanggungjawab dirinya. “Maaf,” ujar SBF.
1) I'm sorry. That's the biggest thing.
I fucked up, and should have done better.
— SBF (@SBF_FTX) November 10, 2022
Sekarang, FTX sedang mencoba mencari talangan dana senilai milyaran dolar yang nantinya akan digunakan untuk men-cover dana para investor.
Tiga hari sebelumnya, Fried mengatakan pesaingnya mencoba melakukan FUD dengan rumor palsu, yang diperkirakan ditujukan kepada Binance.
“FTX baik-baik saja, begitu juga dengan asetnya,” ujarnya di Twitter sebelum dihapus.
Pada Rabu malam, Sequoia Capital menarik investasinya 100 persen dari FTX. Hal ini menyebabkan krisis likuiditas yang mengarah pada risiko bangkrutnya FTX.
Menurut laporan Bloomberg, nilai lindung FTX dan Alameda Research menjadi US$1, dan kehilangan 95 persen net worth yang menjadikan SBF terlempar dari peringkat milyarder di dunia.
“Alameda membuat perdagangan lesu” yang menjadi pengakuan Bankman-Fried bahwa perusahaan ini mengalami masalah keuangan yang serius.
Sampai pada saat ini, FTX.US yang menjadi exchange portal untuk investor AS tetap aktif dan masih bisa digunakan.
Penyebab Bos FTX Apes
Masalah FTX disinyalir disebabkan banyak hal. Pertama, Binance akan mengakuisisi FTX namun menarik keputusan tersebut dalam waktu 24 jam. Hal ini memberikan masalah keuangan lebih lanjut bagi FTX.
“Berdasarkan hasil uji nyata, serta berita terbaru akan penyalahgunaan dana pengguna dan investigasi pihak berwenang AS, kami memutuskan untuk menarik diri dari akuisisi FTX.com,” kata Binance di Twiiter, dikutip dari Financefeed. Dalam hal ini FTX yang terdaftar di Bahama bukan FTX US di Amerika Serikat.
Hal lainya adalah, kurangnya transparansi dari FTX yang membuat Binance mengundurkan diri untuk menyelamatkan FTX.
“Masalah penyalahgunaan dana pengguna dan Binance yang menarik diri dari akuisisi menggambarkan bahwa FTX.com kurang memperhatikan transparansi, dan ini akan mengancam dana deposit para pengguna untuk setiap keputusan bisnis yang dibuat FTX,” ujar Bradley Duke, Pendiri dan co-CEO ETC Group.
“Struktur produk dan transparansi sangat penting dan aset digital sebaiknya tidak pernah dipinjamkan tanpa sepengetahuan investor dan sepertinya ini menjadi masalah utama dari bangkrutnya FTX,” tambahnya.
Efek Lanjutan Jatuhnya FTX
Jatuhnya berbagai perusahaan crypto exchange membuat berbagai pihak menyadari bahwa pergerakan dunia crypto lebih baik menuju keterpaduan daripada sebagai cara untuk cepat kaya raya.
“Kita ingin membangun nilai untuk para investor, jadi kita akan membuat landasan teknologi untuk sistem keuangan yang lebih efisen dan berkeadilan. Tapi, jika Anda berani mengambil risiko yang tidak perlu dan tidak memberitahukan risiko ini kepada pemilik dana, maka kamu akan gagal di keduanya,” ujar Mikkel Morch, Ketuda ARK36, dikutip dari Financefeed.
Terdapat perkembangan positif dari hal ini. Binance misalnya membuat perubahan besar dengan mengadopsi mekanisme bukti cadangan (Proof-of-Reserve) sebagai standar industri, dan investor belajar pentingnya memakai entitas yang teregulasi dengan baik.
Ke depannya, crypto akan menjadi lebih kuat dan tangguh dari sebelumnya, sehingga peristiwa yang menimpa bos FTX tidak akan terulang lagi. [az]