Bos Temasek Trust: Kerugian Investasi Temasek di FTX Sangat Memalukan

Bos Temasek Trust, Ho Ching menilai perusahaan investasi Pemerintah Singapura tidak hanya menanggung kerugian atas investasi di FTX, namun juga memalukan bagi seluruh jajarannya.

“Kerugian gegara perusahaan yang dikelola dengan buruk tanpa pengawasan mumpuni, inilah kegagalan yang paling memalukan bagi kami,” tulis mantan CEO Temasek Holdings dan istri Perdana Menteri Lee Hsien Loong di akun Facebook, pada Senin (26/11/2022).

Komentar Ho di Facebook muncul lebih dari seminggu setelah pernyataan Temasek tentang investasinya di FTX.

South China Morning Post melansir, Ho memandang keputusan menghapus investasi Temasek sebesar US$275 juta (setara Rp 4,3 triliun) di FTX sudah tepat, tetapi tetap saja kerugian atas investasi di platform kripto masih menyakitkan untuk ditanggung.

Sebelumnya, Temasek, dalam pernyataannya pada Sabtu (17/11/2022), mencatat bahwa pertukaran merupakan bagian penting dari sistem keuangan global.

Temasek telah menginvestasikan total US$275 juta di FTX antara Oktober 2021 dan Maret 2022. Jumlah tersebut setara dengan 0,09% dari nilai portofolio bersih Temasek sebesar US$403 miliar per 31 Maret.

Seperti telah diberitakan, Samuel Bankman-Fried, pendiri dan mantan CEO FTX telah menghabiskan beberapa tahun terakhir menarik investor dan regulator.

FTX yang merupakan pertukaran crypto terbesar kedua senilai US$ 32 miliar mengalami kemerosotan. Sam Bankman-Fried, berdasarkan laporan sejauh ini, belum melakukan kontrol yang tepat.

Sebelum menanam investasi, pihak Temasek telah melakukan proses uji tuntas yang ekstensif terhadap FTX, yang memakan waktu sekitar delapan bulan dari Februari hingga Oktober 2021.

“Selama ini, kami meninjau laporan keuangan FTX yang telah diaudit, yang menunjukkan bahwa itu menguntungkan,” demikian pernyataan dari perusahaan.

Firma tersebut mengakui telah salah menilai pendiri FTX, Sam Bankman-Fried sehingga berani menaruh investasi besar di bursa kripto tersebut.

Mengambil Hikmah dari Kegagalan

Meski mengakui kegagalan di investasi FTX adalah blunder yang mencoreng reputasi Temasek, Ho Ching tetap melihat sisi lain. Terutama mengambil hikmah dari kegagalan tersebut.

“Saya senang saat mengetahui Temasek memutuskan untuk menghapus investasi ini menjadi nol. Supaya membantu menjernihkan pikiran untuk langkah selanjutnya, dan tak dibutakan harapan kosong,” tulisnya di Facebook.

Sebagai argumen, dia membagikan postingan yang ditulis Michael Petraeus, yang mengatakan tidak adil untuk menyalahkan Temasek, termasuk Ho, atas penanganan investasi di FTX. 

Petraeus, seorang blogger asal Polandia yang kerap menanggapi isu-isu terkait Singapura di blognya, Critical Spectator.

Menurut Ho, sejumlah  investasi terbaik Temasek kerap diambil bertentangan dengan arus besar. 

Dia mengatakan, Temasek akan mampu bertahan karena memiliki neraca sendiri dan dapat merencanakan investasi jangka panjang.

“Dengan visi jangka panjang, dan semua pro dan kontra yang datang dengan sikap itu, Temasek tidak terganggu oleh gejolak dan sentimen pasar. Tapi FTX bukanlah masalah volatilitas pasar, dan merupakan pengingat bahwa niat baik saja tidak cukup,” kata Ho.

Dia kemudian meminta semua orang untuk tetap tenang atas kerugian sementara Temasek dan tetap tekun pada investasi lain yang digarap oleh dana kekayaan negara.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan pada Rabu (30/11/2022), terus mengkaji secara serius kasus kerugian investasi Temasek di FTX, dilansir dari Reuters.

Temasek, perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki pemerintah Singapura itu, berinvestasi sekitar US$275 juta di FTX. Wong menilai kerugian itu sangat “serius” dan “mengecewakan”.

Wong, yang juga menjabat sebagai menteri keuangan, mengatakan kerugian itu tidak berarti sistem tata kelola investor negara di Temasek tidak berfungsi dan tidak ada jumlah uji tuntas dan pemantauan yang dapat menghilangkan risiko sama sekali.

Namun demikian Wong memastikan kepada publik melalui pernyataannya kepada parlemen bahwa, kerugian besar itu telah merusak reputasi Temasek.

“Fakta bahwa investor institusi global terkemuka lainnya seperti BlackRock dan Sequoia Capital juga berinvestasi di FTX tidak mengurangi ini,” kata Wong.

Lanjut Wong, pengkajian serius akan dilakukan oleh tim internal independen yang melapor langsung ke DPR dan tidak akan melibatkan mereka yang melakukan investasi.

Pendukung FTX lainnya seperti SoftBank Group Corp, Vision Fund dan Sequoia Capital juga menandai investasi mereka menjadi nol setelah FTX, yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried, mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat. [ab]

Terkini

Warta Korporat

Terkait