Bos Triv: Saya Terus Akumulasi dan Hold Bitcoin (BTC)

Gabriel Rey, Pendiri dan CEO bursa kripto Triv.co.id mengaku tak gentar dengan koreksi harga Bitcoin saat ini. Dia justru terus mengakumulasi kripto itu dan meng-hold dalam jangka waktu sangat panjang.

Harga Bitcoin sempat “terdiskon” 50 persen dari rekor tertingginya, Rp900 jutaan (14 April 2021). Bagi Rey, koreksi seperti sangat lumrah, karena harga tidak mungkin terus naik.

“Harus terkoreksi. Dan memang kala itu market sudah ‘overheat‘ dan saatnya turun,” tegas Rey di Kanal Youtube “Waktunya Investasi Bitcoin-WIB”, Rabu (7/7/2021).

Ia juga menilai kicuan Elon Musk di Twitter bukanlah faktor utama penurunan, karena sebelumnya secara teknikal, market sudah di keadaan overbought.

Saat ditanya pendapatnya, apa yang harus dilakukan publik saat ini, dia menyarankan melakukan akumulasi (pembelian) dengan cara dollar cost averaging (DCA).

Caranya adalah membeli BTC secara rutin dan berkala, misalnya setiap bulan selama kurun waktu tertentu. Ini mirip seperti menabung emas.

“Terakhir saya masih beli Bitcoin di harga US35 ribuan per BTC,” katanya.

Apa Manfaat Menabung Bitcoin?

“Saya pribadi lebih memilih pola investasi, yakni menjual dalam jangka yang sangat panjang, daripada sekadar trading yang jangka pendek. Pasalnya, secara historis harga Bitcoin memang naik terus. Ini terkait dengan salah satu faktor fundamentalnya, yakni Halving,” imbuh Rey yang mengaku sempat tak yakin dengan BTC pada tahun 2010 silam, karena terkesan mirip dengan investasi skema Ponzi berbalut kripto.

Selamat Bitcoin Halving III, 12 Mei 2020, Ini Prediksi Harganya!

“Ketika tahun 2013 saya perhatikan kok harganya terus naik. Ketika itulah saya terus pelajari dan memahami ini pasti besar dan unik, karena tidak ada kelas aset yang seperti ini. Saya terus menerus mempelajari potensi teknologinya, yang merupakan salah satu aspek fundamentalnya,” kenang Rey dan memutuskan membeli Bitcoin pertamanya, hingga pada Desember 2014 dia mendirikan Triv (PT Tiga Inti Utama) di Jakarta.

Institusi Incar Bitcoin

Rey tak menampik, bahwa apresiasi terhadap Bitcoin sangatlah besar. Setidaknya itu tercermin dari pembelian Bitcoin oleh perusahaan MicroStrategy lewat hasil penjualan surat utang.

MicroStrategy Beli Bitcoin Lagi, Setara Rp7 Triliun

“Bagi saya itu jelas mencerminkan ketertarikan besar terhadap kelas aset baru ini. Mereka memahami potensinya. Lagipula investor bisa lebih hemat waktu dan biaya dibandingkan membeli Bitcoin secara langsung. Intinya tidak seribet membuat akun, KYC, menyetel private wallet, biaya kustodian dan lain sebagainya. Nah, sedangkan lewat MicroStrategy cara investasinya lebih mudah dan tetap mendapatkan imbal hasil tahunan,” sebutnya.

Suku Bunga Rendah, Beli Bitcoin

Selain itu, Rey menyoroti faktor makro ekonomi yang saat ini melemah untuk mengukur ketertarikan banyak orang membeli Bitcoin.

“Lihatlah rata-rata suku bunga di bank sekarang sangat rendah, bahkan di kawasan Uni Eropa sudah sejak lama negatif. Ketika pandemi yang kian melemahkan ekonomi, orang yang punya uang banyak enggan masuk ke deposito yang terbeban pajak, apalagi tabungan biasa. Maka, tidak heran banyak yang membeli emas, saham dan kripto,” pungkasnya. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait