Bursa Kripto Zipmex Tangguhkan Penarikan Dana, Pengamat: Mungkin Akibat Salah Kelola

Bursa kripto Zipmex, yang juga beroperasi di Indonesia, mengumumkan telah menangguhkan fitur penarikan terhadap semua penggunanya, akibat masalah keuangan yang mereka hadapi. Seorang pengamat bisnis bursa kripto di Indonesia menilai Zipmex mungkin salah strategi dalam mengelola produk “saving” mereka.

“Dikarenakan kombinasi beberapa kondisi di luar kendali kami, termasuk gejolak pasar, rangkaian peristiwa Black Swan dan masalah keuangan dari rekan bisnis kami, kami menangguhkan sementara fitur penarikan dana hingga pemberitahuan selanjutnya,” sebut Zipmex Indonesia di grup Telegram Zipmex Indonesia, Rabu (20/7/2022) pukul 18.23 WIB.

Pernyataan itu menyusul pengumuman resmi di akun Twitter Zipmex Group di hari yang sama, satu jam lebih awal dibandingkan pengumuman di Grup Zipmex Indonesia.

Sementara itu Bos Zipmex Grup, Marcus Lim, kepada Cointelegraph mengatakan bahwa kendala ini adalah lazim dalam bisnis dan menolak anggapan, bahwa perusahaannya akan terancam bangkrut, karena gagal mengembalikan dana pinjaman.

Tudingan bahwa Zipmex terancam bangkrut, berdasarkan sumber anonim Cointelegraph yang mengatakan, bahkan Zipmex bisa saja senasib seperti Celsius.

Bursa Kripto Zipmex Susun Rencana Raih Dana

Cointelegraph juga melansir liputan TheBlock sebelumnya, bahwa Zipmex sedang menyusun rencana mendapatkan dana investasi seri B+ yang bisa bernilai US$400 juta. Sebelumnya Coinbase menarik diri untuk berinvestasi di Zipmex dengan alasan kondisi pasar yang masih muram. Itu dikonfirmasi sendiri oleh Marcus Lim.

“Akuisisi yang gagal karena kondisi pasar. Mereka telah menarik diri di banyak negara di seluruh dunia seperti Turki dan di Amerika Latin. Coinbase adalah mitra strategis yang hebat untuk bisnis ini,” tegas Lim.

Zipmex sendiri beroperasi di Thailand, Indonesia, Singapura, dan Australia. Pada Agustus 2021, basis pengguna Zipmex mencapai 200.000, dengan pendapatan kotor mencapai US$1 miliar sejak diluncurkan pada akhir 2019.

Menurut siaran pers Zipmex, anak perusahaan perusahaan di Thailand ini memiliki izin beroperasi di Thailand yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Thailand, sedangkan Zipmex Grup diatur oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Singapura. Sedangkan di Indonesia Zipmex di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kementerian Perdagangan.

crypto exchange di Indonesia.
Perusahaan Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (crypto exchange) yang terdaftar di Bappebti, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Sumber: Bappebti.

Pengamat: Perusahaan Mungkin Keliru Kelola Produk Saving

Salah seorang pengamat bisnis kripto dan pernah berkecimpung di bisnis yang serupa di Indonesia, mengatakan kepada Blockchainmedia.id, bahwa kemungkinan besar masalah yang dihadapi Zipmex karena salah strategi dalam mengelola produk “saving” mereka.

“Kemungkinan pertama, mungkin adalah karena produk ‘saving‘ yang kurang memadai dan kurang cermat dikelola. Kemungkinan kedua, penempatan dana lewat produk itu yang ‘salah lokasi’ sehingga berdampak pada operasional bisnis intinya. Dan ketiga, karena Coinbase yang mundur untuk berinvestasi di Zipmex Thailand. Namun saya heran, mengapa pangkalnya adalah di Zipmex Thailand, tetapi operasional di Indonesia juga bernasib sama,” kata sumber itu yang menolak identitasnya disebutkan.

Produk “saving” di Zipmex memungkinkan pengguna mendapatkan imbal hasil dengan persentasi tertentu setelah menyetorkan dananya ke Zipmex lewat akun masing-masing pengguna. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait