Maya Parbhoe, calon presiden Suriname, mengajukan usulan berani untuk membubarkan bank sentral dan menggantinya dengan Bitcoin sebagai mata uang nasional. Menurutnya, langkah ini dapat menjadi solusi bagi berbagai masalah yang membelenggu negara tersebut.
“Visi Maya adalah menghilangkan keberadaan bank sentral, mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang nasional dan memperkenalkan kompetisi bebas mata uang,” tertera di situs resminya.
Hal itu pun dia tegaskan di akun X-nya, bahwa Suriname sudah saatnya merangkul konsep Bitcoin Standard dan sepenuhnya independen.
“Rakyat Suriname akan memiliki pilihan yang tegas: mengakhiri korupsi sistemik, mengadopsi Bitcoin Standard secara utuh, dan menjadi benar-benar independen,” ujarnya di X, Senin (25/11/2024).
Sebagai pengusaha sukses di bawah usia 40 tahun, Parbhoe tampil sebagai sosok visioner dengan misi membawa perubahan radikal dalam sistem pemerintahan dan ekonomi Suriname.
Salah satu usulannya yang paling kontroversial adalah mengganti dolar Suriname (SRD) yang terus melemah dengan BTC sebagai alat pembayaran resmi. Ia meyakini bahwa langkah ini tidak hanya akan mengendalikan inflasi, tetapi juga memberikan kebebasan kepada warganya untuk memilih mata uang yang ingin mereka gunakan.
Parbhoe juga menegaskan pentingnya membangun sistem baru yang lebih adil dan transparan, tanpa mengulang kesalahan masa lalu yang telah membawa Suriname ke dalam krisis saat ini.
“Kita perlu membangun alternatif di mana kita tidak mengulangi masalah yang sama yang menciptakan kekacauan ini sejak awal, tetapi membangun di atas dasar yang dimulai oleh Satoshi Nakamoto untuk menciptakan sistem baru,” tegasnya, Selasa (26/11/2024).
Semakin Pelik, Adopsi Bitcoin oleh Rakyat El Salvador Ternyata Minim
Inspirasi usulan ini datang dari keberhasilan El Salvador yang pada 2021 mengadopsi Bitcoin. Meski sempat memicu kritik dari banyak pihak, keputusan El Salvador berhasil menarik perhatian global dan membuka jalan bagi negara-negara lain untuk mempertimbangkan langkah serupa.
Namun, usulan Parbhoe menghadapi tantangan besar. Resistensi dari lembaga keuangan tradisional, risiko inflasi, serta ketidakstabilan dalam mata uang alternatif menjadi kendala utama.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia merencanakan implementasi Bitcoin secara bertahap melalui program edukasi publik dan kampanye untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset digital ini.
Menurut laporan Bitcoin Magazine sebelumnya, dukungan terhadap visi Parbhoe datang dari berbagai pihak, termasuk Samson Mow, CEO JAN3, perusahaan teknologi yang mendorong adopsi BTC di tingkat negara.
Mow, yang bertemu Parbhoe dalam kunjungannya ke Suriname, mengungkapkan optimisme bahwa komunitas Bitcoin global akan mendukung inisiatif ini, termasuk melalui donasi internasional dalam bentuk aset digital untuk mendanai kampanye Parbhoe.
Selain reformasi ekonomi, Parbhoe juga berkomitmen untuk merevolusi sistem pemerintahan di Suriname. Ia berencana merevisi konstitusi agar lebih mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi modern, seperti transparansi, efisiensi, dan partisipasi warga.
Salah satu langkah utamanya adalah meluncurkan platform berbasis blockchain untuk memberikan transparansi real-time terhadap keuangan publik dan keputusan pemerintah.
Parbhoe berharap Suriname dapat menjadi contoh global dalam mengadopsi Bitcoin dan memberantas korupsi.
“Ketika ini berhasil, tidak akan ada jalan untuk kembali. Suriname akan menjadi inspirasi bagi dunia,” katanya dengan penuh keyakinan.
Selain Suriname, gagasan menjadikan BTC sebagai bagian dari strategi ekonomi juga digaungkan oleh tokoh-tokoh lain di dunia. Di Polandia, Slawomir Mentzen, kandidat presiden dari partai New Hope, mengusulkan penciptaan cadangan strategis Bitcoin dan regulasi ramah kripto untuk menjadikan Polandia sebagai surga cryptocurrency.
Di Indonesia, perkembangan serupa mulai terlihat dengan hadirnya figur-figur yang sudah akrab dengan dunia blockchain dan kripto dalam lingkaran pemerintahan. Contohnya, Wamen Irene Umar, yang juga merupakan CEO W3GG.
Langkah-langkah ini mencerminkan bagaimana BTC serta teknologi blockchain, yang dulunya hanya dianggap sebagai aset spekulatif, kini mulai dilihat sebagai alat transformasi ekonomi dan politik. Bagi Parbhoe, Bitcoin adalah kunci untuk membawa Suriname keluar dari “survival mode” menuju kemakmuran.
Konsep Dasar Bitcoin Standard
Parbhoe mengacu pada konsep Bitcoin Standard yang menjadikan Bitcoin sebagai dasar sistem moneter global, menggantikan mata uang fiat yang dikeluarkan oleh bank sentral. Ide ini berangkat dari kritik terhadap sistem moneter saat ini yang dianggap rapuh akibat inflasi, manipulasi kebijakan, dan devaluasi mata uang. Sebaliknya, Bitcoin menawarkan sistem desentralisasi, transparansi, dan pasokan terbatas sebesar 21 juta unit yang dianggap lebih tahan terhadap inflasi.
Gagasan ini pertama kali diperkenalkan secara luas oleh Saifedean Ammous, seorang ekonom dan penulis buku The Bitcoin Standard: The Decentralized Alternative to Central Banking yang diterbitkan pada tahun 2018.
Dalam bukunya, Ammous menguraikan bagaimana Bitcoin bisa menjadi aset digital yang menyimpan nilai lebih baik daripada emas atau mata uang fiat. Ia membandingkan Bitcoin dengan sistem gold standard, di mana nilai mata uang didasarkan pada cadangan emas, dan mengusulkan Bitcoin sebagai evolusi modern dari konsep tersebut.
Dr. Saifedean Ammous: Bitcoin (BTC) Unggul sebagai Mata Uang
Konsep ini menyarankan bahwa Bitcoin tidak hanya menjadi alat investasi atau penyimpan nilai, tetapi juga dapat menggantikan mata uang fiat dalam transaksi sehari-hari.
Namun, penerapannya sebagai alat pembayaran rutin menghadapi beberapa kendala, seperti volatilitas harga, kecepatan transaksi yang relatif lambat dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional (kecuali menggunakan sistem lapis kedua seperti Lightning Network), serta adopsi yang belum merata di berbagai negara.
Meskipun demikian, sudah ada beberapa tempat di mana Bitcoin digunakan untuk transaksi sehari-hari (namun masih terbatas), terutama di negara-negara dengan tingkat inflasi tinggi atau sistem keuangan yang kurang stabil, seperti El Salvador. Negara tersebut bahkan mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang resmi pada tahun 2021.
Semakin Pelik, Adopsi Bitcoin oleh Rakyat El Salvador Ternyata Minim
Namun, penggunaan Bitcoin secara global untuk kebutuhan harian masih terbatas, karena infrastruktur dan kesadaran masyarakat umum terhadap teknologi ini masih berkembang.
Bitcoin lebih sering dilihat sebagai aset investasi jangka panjang atau penyimpan nilai, mirip dengan emas digital, daripada sebagai alat pembayaran rutin untuk saat ini. Perkembangannya menuju Bitcoin Standard bergantung pada sejauh mana teknologi blockchain, regulasi pemerintah, dan adopsi global dapat mendukung transisi dari sistem keuangan tradisional. [dp]