Dampak Dedolarisasi di Pasar Crypto

Topik dedolarisasi masih begitu panas di sosial media, dengan dampak terhadap pasar crypto yang menjadi sorotan utama investor.

Dedolarisasi mulai menggema setelah aliansi BRICS menyatakan ingin membuat alternatif dari dolar AS di perdagangan internasional, mengurangi dominasi mata uang AS.

Langkah BRICS memicu minat dari beberapa negara seperti Malaysia, Iran, Arab Saudi dan beberapa negara lain, membuat AS pun mulai merasa hegemoni mata uang mereka perlahan terancam.

Meski aset crypto bukanlah mata uang suatu negara, tentu saja dedolarisasi memiliki dampak tersendiri untuk aset digital.

Apa Itu Dedolarisasi?

Secara umum, dedolarisasi adalah proses pengurangan penggunaan atau ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat dalam transaksi dan kegiatan ekonomi suatu negara atau wilayah.

Proses dedolarisasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti dengan memperkuat mata uang nasional, mengurangi impor, memperbanyak kerja sama ekonomi dengan negara lain, serta mengembangkan pasar keuangan dalam negeri.

Dengan melakukan dedolarisasi, suatu negara atau wilayah dapat mengurangi risiko terhadap fluktuasi nilai tukar dolar AS dan meningkatkan kemandirian ekonomi.

CoinMarketCap melaporkan, dedolarisasi kian terasa dengan adanya beberapa kemajuan untuk itu, seperti meningkatnya penggunaan yuan antara Tiongkok dan Rusia, bahkan mencetak rekor tertinggi baru.

Selain itu, pangsa pasar yuan telah berlipat ganda sejak dikenakannya sanksi pada Rusia karena berkonflik dengan Ukraina, dan masih banyak lagi penggunaan yuan sebagai alternatif dolar AS.

Untuk saat ini, dedolarisasi banyak terjadi di margin, dan status dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia masih aman.

Dampaknya Bagi Pasar Crypto 

Berdasarkan cara akademis pada teori Bretton Woods III, aset crypto dapat menjadi sistem pembayaran alternatif atau bahkan cadangan global.

Khususnya, Bitcoin yang dianggap sebagai komoditas digital dapat menjadi tambahan marjinal dalam cadangan bank sentral.

Namun, ada kerugian besar bagi negara yang menambahkan Bitcoin ke dalam cadangan mereka, karena BTC bukan aset spekulatif, semakin tidak mudah menguap dan dan sebaliknya.

Ada pendapat analis yang juga mengatakan bahwa, harga BTC saat ini perlahan menguat di tengah kekhawatiran dolarisasi, yang seolah perlahan-lahan bertransisi menjadi aset safe haven.

Namun, masalah regulasi yang belum jelas di AS dapat menjadi penghalang adopsi Bitcoin. Tetapi, dedolarisasi lebih mungkin untuk membawa harga kripto bergerak ke Utara. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait