Do Kwon: Keruntuhan Terra LUNA adalah Kesalahanku Sepenuhnya

Dalam sebuah wawancara, Pendiri Terraform Labs Do Kwon mengakui bahwa keruntuhan Terra LUNA adalah murni kesalahannya.

Keruntuhan ekosistem Terra LUNA menjadi sorotan utama pengamat karena membawa harga kripto LUNC dan USTC jatuh, lebih dari 99,99 persen. Hampir menjadi nol.

Kasus tersebut memberi efek domino hebat, menyebabkan bangkrutnya beberapa perusahaan kripto besar seperti Three Arrows Capital (3AC) dan Celsius Network.

Kasus ini pun berujung dengan dilaporkannya Do Kwon oleh sebagian investor LUNC, menuduh adanya manipulasi pasar dan kecurangan.

Pengadilan Korea Selatan sudah menerbitkan surat panggilan penangkapan resmi, namun belum ditanggapi oleh Do Kwon, yang berlanjut dengan dimasukkannya ia ke dalam daftar red notice Interpol. Kini ia menjadi buronan global.

Do Kwon dan Keruntuhan Terra LUNA 

Berdasarkan laporan Daily Hodl, Do Kwon telah mengungkapkan pengakuan tersebut dalam sebuah wawancara bersama Laura Shin di Podcast Unchained, yang ditayangkan di YouTube.

Dalam wawancara tersebut, Do Kwon mengatakan bahwa ia bertanggungjawab atas jatuhnya token LUNC senilai US$40 milyar dan stablecoin USTC. Hanya dirinya sendiri yang perlu bertanggungjawab.

“… Untuk ratusan ribu bahkan jutaan yang menggunakan mata uang Terra [dan] ekosistem Terra yang semuanya dibangun di atas stabilitas UST (USTC), saya memiliki tanggung jawab itu sepenuhnya dan itu tidak mudah,” tambah Do Kwon.

Terkait karakternya, Kwon dulu adalah orang yang dicap “sombong” karena selalu merasa lebih hebat dan suka mengejek para pengkritik.

Ia pernah mengejek ekonom asal Inggris, Frances Coppola, yang mengkritik model algoritma dari USTC. Kwon pun menanggapi itu dengan mengatakan bahwa “dirinya tidak memperdebatkan orang miskin.”

Pasca keruntuhan ekosistem Terra LUNA, Do Kwon kini menjadi rendah hati dan lebih transparan terhadap komunitas.

Terkait tuntutan hukum yang mengarah padanya, Do Kwon bersikeras bahwa dirinya tidak berlaku defensif seperti yang dikabarkan, sembari melihat adanya “motif politik” di balik upaya penangkapannya dan red notice.

Do Kwon mengonfirmasi bahwa dirinya telah membuat permintaan pemeriksaan status terkait red notice, yang ia anggap tidak selalu merupakan sebuah surat perintah penangkapan.

“… Setiap negara berdaulat dapat menafsirkan red notice (dari Interpol) sesuai keinginannya,” tambah Do Kwon. [st]

 

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait